Monday, July 29, 2019

Goyangan Maut Adik Mamaku

 bit.ly/cintaisaya

Goyangan Maut Adik Mamaku

Kejadian ini adalah sebagian dari kisah nyataku, yang terjadi kurang lebih 4 tahun yang lalu Terus terang, aku sangat menyukai wanita yang berusia 30-40 tahun, dengan kulit mulus. Bagiku wanita ini sangat menarik, apalagi jika ‘jam terbangnya’ sudah tinggi, sehingga pandai dalam bercinta.

Namun sebagai pegawai swasta yang bekerja, aku memiliki keterbatasan waktu, tidak mudah bagiku untuk mencari wanita tersebut. Hal ini yang mendorong aku untuk mengiklankan diriku pada sebuah surat kabar berbahasa Inggris, untuk menawarkan jasa ‘full body massage’. Uang bagiku tidak masalah, karena aku berasal dari keluarga menengah dan gajiku cukup, namun kepuasan yang ku dapat jauh dari itu. Sehingga aku tidak memasang tarif untuk jasaku itu, diberi berapapun kuterima.

Sepanjang hari itu, sejak iklanku terbit banyak respon yang kudapat, sebagian dari mereka hanya iseng belaka, atau hanya ingin ngobrol. Di sore hari, kurang lebih pukul 18.00 seorang wanita menelponku.

“Hallo dengan Ivan?” suara merdu terdengar dari sana.
“Ya saya sendiri” jawabku.
Dan seterusnya dia mulai menanyakan ciri-ciriku. Selanjutnya, “Eh ngomong-ngomong, berapa sich panjangnya kamu punya?” katanya.
“Yah normal sajalah sekitar 18 cm dengan diameter 6 cm.” jawabku.
“Wah lumayan juga yach, lalu apakah jasa kamu ini termasuk semuanya,” lanjutnya.
“Apa saja yang kamu butuhkan, kamu pasti puas dech..” jawabku. Dan yang agak mengejutkan adalah bahwa dia meminta kesediaanku untuk melakukannya dengan ditonton suaminya. Namun kurasa, wah ini pengalaman baru buatku.

Akhirnya dia memintaku untuk segera datang di sebuah hotel “R” berbintang lima di kawasan Sudirman, tak jauh dari kantorku. Aku menduga bahwa pasangan ini bukanlah sembarang orang, yang mampu membayar tarif hotel semahal itu. Dan benar dugaanku, sebuah president suite room telah ada di hadapanku. Segera kubunyikan bel di depan kamarnya. Dan seorang pria, dengan mengenakan kimono, berusia tak lebih dari 40 tahun membukakan pintu untukku.

“Ivan?” katanya.
“Ya saya Ivan,” jawabku. Lalu ia mencermatiku dari atas hingga bawah sebelum ia mempersilakan aku masuk ke dalam. Pasti dia tidak ingin sembarang orang menyentuh istrinya, pikirku.
“OK, masuklah” katanya. Kamar itu begitu luas dan gelap sekali. Aku memandang sekeliling, sebuah TV berukuran 52″ sedang memperlihatkan blue film.

Lalu aku memandang ke arah tempat tidur. Seorang wanita yang kutaksir umurnya tak lebih dari 30 tahun berbaring di atas tempat tidur, badannya dimasukkan ke dalam bed cover tersenyum padaku sambil menjulurkan tangannya untuk menyalamiku. “Kamu pasti Ivan khan? Kenalkan saya Donna” katanya lembut.
Aku terpana melihatnya, rambutnya sebahu berwarna pirang, kulitnya mulus sekali, wajahnya cantik, pokoknya perfect! Aku masih terpana dan menahan liurku, ketika dia berkata “Lho kok bingung sich”.
“Akh enggak..” kataku sambil membalas salamnya.
“Kamu mandi dulu dech biar segar, tuch di kamar mandi,” katanya.
“Oke tunggu yach sebentar,” jawabku sambil melangkah ke kamar mandi. Sementara, suaminya hanya menyaksikan dari sofa dikegelapan. Cepat-cepat kubersihkan badanku biar wangi. Dan segera setelah itu kukenakan celana pendek dan kaos.

Aku melangkah keluar, “Yuk kita mulai,” katanya.
Dengan sedikit gugup aku menghampiri tempat tidurnya. Dan dengan bodohnya aku bertanya, “Boleh aku lepaskan pakaianku?”, dia tertawa kecil dan menjawab, “terserah kau saja..”.
Segera kulepaskan pakaianku, dia terbelalak melihatku dalam keadaan polos, “Ahk.. ehm..” dan segera mengajakku masuk ke dalam bed cover juga. “Kamu cantik sekali Donna” kataku lirih.
Aku tak habis pikir ada wanita secantik ini yang pernah kulihat dan suaminya memperbolehkan orang lain menjamahnya, ah.. betapa beruntungnya aku ini. “Ah kamu bisa saja,” kata Donna.

Segera aku masuk ke dalam bed cover, kuteliti tubuhnya satu persatu. Kedua bulatan payudaranya yang cukup besar dan berwarna putih terlihat menggantung dengan indahnya, diantara keremangan aku masih dapat melihat dengan sangat jelas betapa indah kedua bongkah susunya yang kelihatan begitu sangat montok dan kencang. Samar kulihat kedua puting mungilnya yang berwarna merah kecoklatan. “Yaa aammpuunn..” bisikku lirih tanpa sadar, “Ia benar-benar sempurna” kataku dalam hati.

“Van..” bisik Tante Donna di telingaku.
Aku menoleh dan terjengah. Ya Ampuun, wajah cantiknya itu begitu dekat sekali dengan wajahku. Hembusan nafasnya yang hangat sampai begitu terasa menerpa daguku. Kunikmati seluruh keindahan bidadari di depanku ini, mulai dari wajahnya yang cantik menawan, lekak-lekuk tubuhnya yang begitu seksi dan montok, bayangan bundar kedua buah payudaranya yang besar dan kencang dengan kedua putingnya yang lancip, perutnya yang ramping dan pantatnya yang bulat padat bak gadis remaja, pahanya yang seksi dan aah.., kubayangkan betapa indah bukit kemaluannya yang kelihatan begitu menonjol dari balik bed cover. Hmm.., betapa nikmatnya nanti saat batang kejantananku memasuki liang kemaluannya yang sempit dan hangat, akan kutumpahkan sebanyak mungkin air maniku ke dalam liang kemaluannya sebagai bukti kejantananku.

“Van.. mulailah sayang..” bisik Tante Donna, membuyarkan fantasi seks-ku padanya. Sorotan kedua matanya yang sedikit sipit kelihatan begitu sejuk dalam pandanganku, hidungnya yang putih membangir mendengus pelan, dan bibirnya yang ranum kemerahan terlihat basah setengah terbuka, duh cantiknya. Kukecup lembut bibir Tante Donna yang setengah terbuka. Begitu terasa hangat dan lunak. Kupejamkan kedua mataku menikmati kelembutan bibir hangatnya, terasa manis.

Selama kurang lebih 10 detik aku mengulum bibirnya, meresapi segala kehangatan dan kelembutannya. Kuraih tubuh Tante Donna yang masih berada di hadapanku dan kubawa kembali ke dalam pelukanku.

“Apa yang dapat kau lakukan untukku Van..” bisiknya lirih setengah kelihatan malu.
Kedua tanganku yang memeluk pinggangnya erat, terasa sedikit gemetar memendam sejuta rasa. Dan tanpa terasa jemari kedua tanganku telah berada di atas pantatnya yang bulat. Mekal dan padat. Lalu perlahan kuusap mesra sambil kuberbisik, “Tante pasti tahu apa yang akan Ivan lakukan.. Ivan akan puaskan Tante sayang..” bisikku pelan. Jiwaku telah terlanda nafsu.

Kuelus-elus seluruh tubuhnya, akhh.. mulus sekali, dengan sedikit gemas kuremas gemas kedua belah pantatnya yang terasa kenyal padat dari balik bed cover. “Oouuhh..” Tante Donna mengeluh lirih.
Bagaimanapun juga anehnya aku saat itu masih bisa menahan diri untuk tidak bersikap over atau kasar terhadapnya, walau nafsu seks-ku saat itu terasa sudah diubun-ubun namun aku ingin sekali memberikan kelembutan dan kemesraan kepadanya.

Lalu dengan gemas aku kembali melumat bibirnya. Kusedot dan kukulum bibir hangatnya secara bergantian dengan mesra atas dan bawah. Kecapan-kecapan kecil terdengar begitu indah, seindah cumbuanku pada bibir Tante Donna. Kedua jemari tanganku masih mengusap-usap sembari sesekali meremas pelan kedua belah pantatnya yang bulat pada dan kenyal.

Bibirnya yang terasa hangat dan lunak berulang kali memagut bibirku sebelah bawah dan aku membalasnya dengan memagut bibirnya yang sebelah atas. ooh.., terasa begitu nikmatnya. Dengusan pelan nafasnya beradu dengan dengusan nafasku dan berulang kali pula hidungnya yang kecil membangir beradu mesra dengan hidungku. Kurasakan kedua lengan Tante Donna telah melingkari leherku dan jemari tangannya kurasakan mengusap mesra rambut kepalaku. KlikDisini

 http://kenzopoker.co/index.php

Batang kejantananku terasa semakin besar apalagi karena posisi tubuh kami yang saling berpelukan erat membuat batang kejantananku yang menonjol dari balik celanaku itu terjepit dan menempel keras di perut Tante Donna yang empuk, sejenak kemudian kulepaskan pagutan bibirku pada bibir Tante Donna.

Wajahnya yang cantik tersenyum manis padaku, kuturunkan wajahku sambil terus menjulurkan lidah di permukaan perutnya terus turun dan sampai di daerah yang paling kusukai, wangi sekali baunya. Tak perlu ragu.
“Ohh apa yang akan kau lakukan.. akh..” tanyanya sambil memejamkan mata menahan kenikmatan yang dirasakannya. Beberapa saat kemudian tangan itu malah mendorong kepalaku semakin bawah dan.., “Nyam-nyam..” nikmat sekali kemaluan Tante Donna. Oh, bukit kecil yang berwarna merah merangsang birahiku.

Kusibakkan kedua bibir kemaluannya dan, “Creep..” ujung hidungku kupaksakan masuk ke dalam celah kemaluan yang sudah sedari tadi becek itu.
“Aaahh.. kamu nakaal,” jeritnya cukup keras. Terus terang kemaluannya adalah terindah yang pernah kucicipi, bibir kemaluannya yang merah merekah dengan bentuk yang gemuk dan lebar itu membuatku semakin bernafsu saja. Bergiliran kutarik kecil kedua belah bibir kemaluan itu dengan mulutku. “Ooohh lidahmu.. ooh nikmatnya Ivan..” lirih Tante Donna.

Sementara aku asyik menikmati bibir kemaluannya, ia terus mendesah merasakan kegelian, persis seorang gadis perawan yang baru merasakan seks untuk pertama kali, kasihan wanita ini dan betapa bodohnya suaminya yang hanya memandangku dari kegelapan.

“Aahh.. sayang.. Tante suka yang itu yaahh.. sedoot lagi dong sayang oogghh,” ia mulai banyak menggunakan kata sayang untuk memanggilku. Sebuah panggilan yang sepertinya terlalu mesra untuk tahap awal ini.
Lima menit kemudian.. “Sayang.. Aku ingin cicipi punya kamu juga,” katanya seperti memintaku menghentikan tarian lidah di atas kemaluannya.
“Ahh.. baiklah Tante, sekarang giliran Tante,” lanjutku kemudian berdiri mengangkang di atas wajahnya yang masih berbaring. Tangannya langsung meraih batang kemaluan besarku dan sekejap terkejut menyadari ukurannya yang jauh di atas rata-rata.
“Okh Van.. indah sekali punyamu ini..” katanya padaku, lidahnya langsung menjulur kearah kepala kemaluanku yang sudah sedari tadi tegang dan amat keras itu.
“Mungkin ini nggak akan cukup kalau masuk di.. aah mm.. nggmm,” belum lagi kata-kata isengnya keluar aku sudah menghunjamkan burungku kearah mulutnya dan, “Croop..” langsung memenuhi rongganya yang mungil itu. Matanya menatapku dengan pandangan lucu, sementara aku sedang meringis merasakan kegelian yang justru semakin membuat senjataku tegang dan keras.
“Aduuh enaak.. oohh enaknya Tante oohh..” sementara ia terus menyedot dan mengocok batang kemaluanku keluar masuk mulutnya yang kini tampak semakin sesak. Tangan kananku meraih payudara besarnya yang menggelayut bergoyang kesana kemari sembari tangan sebelah kiriku memberi rabaan di punggungnya yang halus itu. Sesekali ia menggigit kecil kepala kemaluanku dalam mulutnya, “Mm.. hmm..” hanya itu yang keluar dari mulutnya, seiring telapak tanganku yang meremas keras daging empuk di dadanya.

“Crop..” ia mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya. Aku langsung menyergap pinggulnya dan lagi-lagi daerah selangkangan dengan bukit berbulu itu kuserbu dan kusedot cairan mani yang sepertinya sudah membanjir di bibir kemaluannya.
“Aoouuhh.. Tante nggak tahan lagi sayang ampuun.. Vann.. hh masukin sekarang juga, ayoo..” pintanya sambil memegang pantatku. Segera kuarahkan kemaluanku ke selangkangannya yang tersibak di antara pinggangku menempatkan posisi liang kemaluannya yang terbuka lebar, pelan sekali kutempelkan di bibir kemaluannya dan mendorongnya perlahan, “Ngg.. aa.. aa.. aa.. ii.. oohh masuuk.. aduuh besar sekali sayang, oohh..” ia merintih, wajahnya memucat seperti orang yang terluka iris.

Aku tahu kalau itu adalah reaksi dari bibir kemaluannya yang terlalu rapat untuk ukuran burungku. Dan Tante Donna merupakan wanita yang kesekian kalinya mengatakan hal yang sama. Namun jujur saja, ia adalah wanita setengah baya tercantik dan terseksi dari semua wanita yang pernah kutiduri. Buah dadanya yang membusung besar itu langsung kuhujani dengan kecupan-kecupan pada kedua putingnya secara bergiliran, sesekali aku juga berusaha mengimbangi gerakan turun naiknya diatas pinggangku dengan cara mengangkat-angkat dan memiringkan pinggul hingga membuatnya semakin bernafsu, namun tetap menjaga ketahananku dengan menghunjamkan kemaluanku pada setiap hitungan kelima.

Tangannya menekan-nekan kepalaku kearah buah dadanya yang tersedot keras sementara burungku terus keluar masuk semakin lancar dalam liang senggamanya yang sudah terasa banjir dan amat becek itu. Puting susunya yang ternyata merupakan titik nikmatnya kugigit kecil hingga wanita itu berteriak kecil merintih menahan rasa nikmat sangat hebat, untung saja kamar tidur tersebut terletak di lantai dua yang cukup jauh untuk mendengar teriakan-teriakan kami berdua. Puas memainkan kedua buah dadanya, kedua tanganku meraih kepalanya dan menariknya kearah wajahku, sampai disitu mulut kami beradu, kami saling memainkan lidah dalam rongga mulut secara bergiliran. Setelah itu lidahku menjalar liar di pipinya naik kearah kelopak matanya melumuri seluruh wajah cantik itu, dan menggigit daun telinganya. Genjotan pinggulnya semakin keras menghantam pangkal pahaku, burungku semakin terasa membentur dasar liang senggama.

“Ooohh.. aa.. aahh.. aahh.. mmhh gelii oohh enaknya, Vann.. ooh,” desah Tante Donna.
“Yaahh enaak juga Tante.. oohh rasanya nikmat sekali, yaahh.. genjot yang keras Tante, nikmat sekali seperti ini, oohh enaakk.. oohh Tante oohh..” kata-kataku yang polos itu keluar begitu saja tanpa kendali. Tanganku yang tadi berada di atas kini beralih meremas bongkahan pantatnya yang bahenol itu. Setiap ia menekan ke bawah dan menghempaskan kemaluannya tertusuk burungku, secara otomatis tanganku meremas keras bongkahan pantatnya. Secara refleks pula kemaluannya menjepit dan berdenyut seperti menyedot batang kejantananku.

Hanya sepuluh menit setelah itu goyangan tubuh Tante Donna terasa menegang, aku mengerti kalau itu adalah gejala orgasme yang akan segera diraihnya, “Vann.. aahh aku nngaak.. nggak kuaat aahh.. aahh.. oohh..”
“Taahaan Tante.. tunggu saya dulu ngg.. ooh enaknya Tante.. tahan dulu .. jangan keluarin dulu..” Tapi sia-sia saja, tubuh Tante Donna menegang kaku, tangannya mencengkeram erat di pundakku, dadanya menjauh dari wajahku hingga kedua telapak tanganku semakin leluasa memberikan remasan pada buah dadanya. Aku sadar sulitnya menahan orgasme itu, hingga aku meremas keras payudaranya untuk memaksimalkan kenikmatan orgasme itu padanya. “Ooo.. ngg.. aahh.. sayang sayang.. sayang.. ooh enaak.. Tante kelauaar.. oohh.. oohh..” teriaknya panjang mengakhiri babak permainan itu. Aku merasakan jepitan kemaluannya disekeliling burungku mengeras dan terasa mencengkeram erat sekali, desiran zat cair kental terasa menyemprot enam kali di dalam liang kemaluannya sampai sekitar sepuluh detik kemudian ia mulai lemas dalam pelukanku.

Sementara itu makin kupercepat gerakanku, makin terdengar dengan jelas suara gesekan antara kemaluan saya dengan kemaluannya yang telah dibasahi oleh cairan dari kemaluan Tante Donna. “Aaakhh.. enakk!” desah Tante Donna sedikit teriak.
“Tante.. saya mau keluar nich.. eesshh..” desahku pada Tante Donna.
“Keluarkanlah sayang.. eesshh..” jawabnya sambil mendesah.
“Uuugghh.. aaggh.. eenak Tante..” teriakku agak keras dengan bersamaannya spermaku yang keluar dan menyembur di dalam kemaluan Tante Donna.

“Hemm.. hemm..” suara itu cukup mengagetkanku. Ternyata suaminya yang sedari tadi hanya menonton kini telah bangkit dan melepas kimononya. “Sekarang giliranku, terima kasih kau telah membangkitkanku kau boleh meninggalkan kami sekarang,” katanya seraya memberikan segepok uang padaku.

Aku segera memakai pakaianku, dan melangkah keluar. Tante Donna mengantarkanku kepintu sambil sambil menghadiahkanku sebuah kecupan kecil, katanya “Terima kasih yach.. sekarang giliran suamiku, karena ia butuh melihat permainanku dengan orang lain sebelum ia melakukannya.”
“Terima kasih kembali, kalau Tante butuh saya lagi hubungi saya saja,” jawabku sambil membalas kecupannya dan melangkah keluar.

“Akh.. betapa beruntungnya aku dapat ‘order’ melayani wanita seperti Tante Donna,” pikirku puas. Ternyata ada juga suami yang rela mengorbankan istrinya untuk digauli orang lain untuk memenuhi hasratnya. AgenBandarCeme

Saturday, July 27, 2019

Bersetubuh Dengan Adek Kelasku Waktu Jam Olahraga

 bit.ly/cintaisaya

Bersetubuh Dengan Adek Kelasku Waktu Jam Olahraga

Kisah ini kisah nyata dari gw, seorang mahasiswa universitas swasta di daerah grogol. Kisah ini bermula waktu gw beli hp blackberry,gw punya adik kelas anak akuntansi, awalnya hubungan gw ama dia biasa aja, ampe gw punya bb, gw add PIN dia, akhirnya gw sering curhat masalah cewek gw ama dia.Agen Domino 99 Terpercaya

Sebut saja nama adik kelas gw ini Dita, juju raja gw sange banget ngeliat dia, ngeliat cara dia berpakaian. Kalo di tongkrongan kampus, dia duduk suka keliatan belahan pantatnya.

Suatu malem, gw BBMan ama dia, curhat2 gt, ternyata dia baru putus ama cowoknya,
“bang, gw baru putus ama cowok gw” kata dia
Kemudian gw dengan bijaksananya member nasihat agar dia tabah,
Dan iseng iseng, gw nanya ama dita
“dit, tapi lo ga pernah ngapa2in kana ma cowok lo?” kata gw
“maksudnya bang? Tanya dita
“yaa kaya anak muda pacaran lah gimana” kata gw

Akhirnya Dita jelasin dia sering petting ama cowoknya, setiap ketemu cowoknya minta di sepongin.

*disini pikiran nakal gw main, berarti dia nakal, daripada selama ini dia cuma bacol gw, akhirnya gw beranikan diri buat spik spik

Hari selasa, waktu itu dia lagi kuliah di gedung K lt.5, dan waktu itu gw BBMin dia, gw bilang gw baru putus *padahal mah speak doang alias boong *

Dan gw ngajak dia nonton, waktu itu gw ama dia nonton orphan di pelangi (plasa semanggi)

Pas nonton gw curi2 liat toket dia, maklum dia pake baju yg agak keliatan belahannya. Gw inget banget dia pake baju putih ketat banget, BH item tapi pake cardigan abu abu.

Selesai nonton gw berniat mau pulang, sesampai di mobil, di parkiran basement, dia curhat gitu tentang dia ama cowoknya *jujur aja gw bodo amat dia mau curhat, gw cuma pengen nikmatin toket ama memeknya* sambil dia curhat di nyenderin kepalanya di bahu gw.

Dan gw pun sedikit konak hehehehe

Gw lupa di parkiran basement banyak satpam yang suka mondar mandir, akhirnya gw cabut dari mal itu, gw naik tol, menuju bekasi, karena rumah gw ama dia di daerah bekasi,

Dari mulai keluar mal ampe masuk tol dia terus nyenderin kepalanya di bahu gw
“gapapa kan bang gw pinjem bahu lo? Ga ada yg marah kan” Tanya dia
“gapapa lah dit, gw kan dah putus, lupa ya lo?” sambung gw

Akhirnya dia terus curhat, gw juga curhat, gw mulai colongan pegang2 tangan dia, elus2 rambut dia,

Akhirnya gw sampe di depan rumahnya, salah satu komplek terbesar dan terelit lah di daerah bekasi, tuh komplek gede banget, dan satpamnya jarang mondar mandir *girang* KlikDisini

 http://qqkenzo.info/register.php

Tiba tiba dita bilang
“bang, makasih ya bang, gw boleh peluk lo ga bang?” Tanya dia
*dalam hati gw, silahkan dit lo peluk gw, lo pake gw, lo puasin gw* haha

Akhirnya gw ama dia pelukan, dan gw nekat buat nyium bibir nya. Asli gw deg deg an banget, untung si dita nanggepin ciuman gw, akhirnya gw ciuman lama ama dia.

jujur gw sange berat, dan gw beraniin diri buat megang toketnya, sebenernya bukan megang, tapi ngelus halus.

dan dia no respon
akhirnya gw nanya ama dia
“gapapa dit?”
“gapapa bang, woles aja” kata dita

mungkin begini lah kalo cewek habis putus, masih labil *bijaksana ya gw, tapi tetep aja sange ga bisa di tahan bos*

akhirnya gw grepe toket dia lumayan lama, gw remes tuh toket sambil gw jilatin lehernya
“ahhh bangggg” desah dita
“dit , gw buka ya?” tanya gw
“ahh, heeh bang” jawab dita sambil ngedesah

akhirnya gw buka cardigan dia, dan kaos nya,
wuhuuuu toketnya mulus sekali di balut BH bewarna hitam
tanpa basa basi, gw menuju toketnya
tapi tiba tiba dita bilang
“bang, tapi jangan bilang siapa2 ya bang”
“woles dit, gila aja gw bilang2” jawab gw

akhirnya gw jilatin pentilnya yg udah tegang. sambil ngeliatin mukanya dita yg merem melek gw makin sange.
“ahhhhhh banh pelan pelannn bangg” desah dita

dan gw arahin tangan dita ke arah ****** gw.
secara otomatis dita ngebuka resleting celana dry gw,hehe
dengan berdiri tegak, ****** gw berada di alam terbuka *lebay*
“dit, kocokin dit” pinta gw
“heehhh” kata dita sambil ngedesah

akhirnya gw dikocokin ama dita, gw mulai ngedesah keenakkan, sambil jari jari tangan kiri gw bergentanyan di daerah pantat dia, karena dia pake baju kecil banget, jadi waktu dia kocokkin gw, bajunya keangkat dan keliatan belahan pantatnya.

dita akhirnya nyepongin gw tanpa gw suruh,
“ahhh terus dit aah erhhh” kali ini gw yang ngedesah

tanpa sadar gw udah mau keluar,
“Dit, udahan dulu dit, gw udah mau keluar” pinta gw
“ya udah bang, jangan lama-lama, ga enak di depan rumah” kata dia

ya udah akhirnya dia kocokin gw sambil di sepong tuh ****** gw,

“CROT CROT CROT”

akhirnya gw keluarin peju peju gw di dalem mulut dia. dia pun buka pintu mobil dan ngebuang peju gw di jalan *hardcore juga nih cewek, kalo tiba-tiba ada yg liat gimana*

setelah beres2, gw nanya ke dita

“Dit , sorry yaa”
“Gapapa bang, yaelah woles aja kali bang, gw juga ga nolak kan” kata dita

“tapi tadi lo bilang ga enak di depan rumah, berarti kalo di tempat lain boleh dong,hehe” tanya gw nakal

“hahaha, ya udah bang, thank you bang ya” dita berusaha ga jawab, dan mengalihkan topik,haha

akhirnya si dita pulang, dan gw pun pulang, senang banget hari itu gw bisa nikmatin bacol gw di kampus

selama gw kuliah di *sensor*, gw ama dia jadi TTMan, tapi sekarang udah jarang, karena gw udah fokus skripsi doain skripsi gw ya . AgenBandarCeme

Monday, July 22, 2019

Ibu Mertua Ku Fani

 bit.ly/dewarezeki

Ibu Mertua Ku Fani

kisah ini bermula dengan persiapan kelahiran anak pertamaku. Isteriku, Nana, yang kunikahi hampir dua tahun lalu, akhirnya menjadi perempuan sempurna sebagai ibu yang melahirkan sendiri anaknya.

Namun, dengan pertimbangan belum berpengalaman melahirkan, ia ingin kedua orang tuanya, bapak dan ibu mertuaku, menemaninya selama proses kelahiran. Ringkas cerita, tempat tinggal pun kedatangan tamu. Untuk menghormati orang tua, kami menjemput pasangan itu. Tak ada kejadian istimewa ketika kami menjemput. Layaknya anak kepada orang tua, kami berusaha melayani sebaik-baiknya.

Sampai tibalah saatnya Nana meahirkan bayinya dan harus tinggal di rumah sakit bersalin, kerennya sih Rumah Sakit Ibu dan Anak. Dokter kandungan yang memeriksa isteriku menyatakan sebaiknya Nana tinggal di RS agar pemulihan kesehatan dan perawatan bayinya. Kami yang semula berempat terpaksa meninggalkan Nana di RS dan kembali ke rumah bertiga saja. Aku dan kedua mertuaku.

Nah, ketika kami tiba di rumah, aku duduk di sofa sambil tidur-tiduran, Sementara mertuaku menyibukkan diri, berusaha kerasan di tempat anaknya. Bapak mertuaku tampak sibuk dengan buku teka-teki silang yang entah dari mana ia dapatkan. Ibu mertuaku pun menyambar koran dan duduk di kursi sebelah sofa di ruang tamu. Posisinya agak menghadap aku, dengan sofa dan kursi membentuk huruf L. Sofa tempatku berbaring adalah bagian atas L, dan kursi tempat mertuaku membentuk bagian bawah Fani.

Saat itu aku terserang kantuk sebenarnya. Jadi, aku bergeser ke samping dan membuka mata. Ibu mertuaku, namanya Fani, yang biasa ku panggil Mak Fani, kelihatan serius membaca koran sampai menutup wajah dan tubuh bagian atasnya. Maka aku hanya bisa melihat dia dari pinggang ke bawah. Saat itulah aku tersadar! Dia mengenakan salah satu rok lipit panjang, yang telah turun sampai ke lutut dan cukup longgar. Jelas, ketika ia duduk roknya naik sedikit di atas lutut dan agak longgar. Hal pertama yang aku lihat adalah sepasang betis yang memukau! Maksudku ramping dan cantik, seperti yang terlihat di sinetron TV itu! Inilah rahasia pertama yang aku temui pada Mak Fani.

Siapa yang mengenal Mak Fani, tidak akan pernah melihat bagian atas lututnya. Tapi kali ini mataku menjelajahi kakinya dan melihat bahwa cara ia duduk membuatku dapat melihat seluruh pahanya dengan jelas! Putih krem dan tampak sehalus sutera berlanjut hingga menghilang dalam kegelapan. Aku merasa penisku terjepit di celana! Aku tahu aku sudah kehilangan seks yang sehat, tetapi kaki dan paha perempuan akan membuat laki-laki berdarah merah menarik napas! Aku terus menatap kaki seksi itu dan mulai berfantasi apa rasanya berada di antara keduanya! Maksudku, ini adalah ibu isteriku dan ia membangkitkan birahiku!

Aku yakin dia tidak tahu apa yang sedang terjadi dan tak sadar membuatku terpesonaa. Dia masih sibuk dengan koran, jadi aku meringkuk, berusaha menyembunyikan penis kerasku ke dalam bantal. Tak lama kemudian aku mendengar dia memanggil nama aku lembut dan bertanya apakah sudah saatnya makan malam? Aku bilang akan segera bangun, tetapi dia mengatakan santai-santai saja, karena ia ingin berganti pakaian dulu sepulang dari RS. Dia bangkit pergi sementara aku menunggu penisku normal dulu agar bisa bergerak. Akhirnya aku sudah kembali normal dan berjalan ke dapur, melewati Pak Hasan, mertua Fani kiku yang masih tenggelam dalam TTS dan tidak menunjukkan tanda-tanda bergerak.

Karena tak memiliki pembantu dan memang piawai memasak, aku ke dapur menyiapkan makan malam untuk kami bertiga. Saat itulah aku mendengar Mak Fani masuk ke dapur, tempat aku menemukan rahasia kedua. Mak Fani telah berganti pakaian menggunakan celana kulot krem dan polo shirt berhias bordir . Aku tidak banyak perhatian langsung pada kulot karena polo shirtnya cukup ketat memamerkan sepasang payudara indah! Setidaknya berukuran 36, bulat dan penuh dan jauh lebih besar daripada milik anak-anaknya yang tiga orang perempuan semua itu.

Desakan di celana mulai lagi ketika aku melihatnya bergerak di dapur. Aku harus berhati-hati menyembunyikan tonjolan penis ini.

Kami lantas mulai menyiapkan makanan dan aku tidak bisa apa-apa kecuali mengawasi goyangan buah dada setiap kali ia memotong sayuran. Namun gairah birahiku kian memuncak ketika pikiranku melayang kembali ke paha dan kaki yang terlihat beberapa saat sebelumnya. Aku berjalan ke tempat cuci piring untuk memeriksa apakah aliran airnya lancar. Saat aku menoleh bagian bawah aku agak terkesiap melihat bokongnya. Maksudku, itu tidak sebagus punya Nana, dan menunjukkan tanda-tanda setengah baya sedikit melebar, tapi tampak montok, bulat dan seksi. Dengan mudah aku membayangkan tanganku meremasnya! Aku belum bisa percaya tergetar oleh Mak Fani, tanpa dia ketahui! Kami selesaikan sajian makan malam itu berdua: aku berusaha menyembunyikan penis keras, sementara Mak Fani tidak mampu mengalihkan mataku jauh dari gundukan yang merangsang! Pak Hasan segera bergabung dan kami cepat selesai memasak dan beralih di meja makan.

Aku tidak bisa mengambil risiko ketahuan, jadi mataku terus di piringku sementara kami bertiga mengobrol ringan. Aku selesai pertama dan bilang kecapekan serta berniat mandi langsung menuju tempat tidur.

Ketika aku membuka pakaian di kamar mandi, gambaran tubuh Mak Fani memenuhi kepalaku. Penisku tegang setegang-tegangnya dan berdenyut saat aku menyabuninya. Pada gosokan kesekian pikiranku kembali membayangkan halus paha dan kaki Mak Fani, hingga aku meledak dalam getar orgasme luar biasa! Aku harus bersandar ke dinding ketika air maniku menyembur. Setelah itu aku cepat-cepat menyelesaikan mandi dan pergi tidur. Beberapa kali aku terbangun dan membayangkan mengisap payudaranya, membelai pahanya, mencengkeram bokongnya. Ketika aku melihat ke bawah batang di selengkanganku mengeras. Tak tahan, kembali aku beronani, kali ini di tempat tidur.

Aku tertidur kembali dan ketika aku terbangun sebelah kamarku sudah dibanjiri cahaya dan jam kesukaan aku menunjukkan pukul 10 kurang sedikit. Aku duduk, perasaan seperti aku baru saja pergi tidur, dan teringat telah menghabiskan malam dalam gairah memuncak sehingga basah celana dalamku. Aku terhuyung-huyung ke kamar mandi. Bagaimanapun, Mak Fani tampaknya belum menyadari birahiku. Usai mandi, aku mengeringkan diri dan dengan penuh semangat bersiap-siap untuk kembali ke RS untuk melihat Nana. Aku mencium aroma kopi yang sedang diseduh di dapur dan mendatanginya. Mak Fani memanggilku dari ruang makan “Kamal, ya?” (Dia selalu memanggil aku Kamal, begitu tepat)

“Ya”, jawabku.

“Oh, bagus, dia berkata, Aku sedang menunggumu bangun. Bapak telah pergi keluar untuk sedikit untuk mencari beberapa buku TTS. Ia harus segera kembali dan kemudian kita akan pergi melihat Nana”

Aku bisa mendengar koran berdesir dan berpikir ia telah terjebak dalam hidungnya lagi. Aku memutuskan untuk pergi duduk di ruang tamu dan menangkap berita sebelum pergi. Kita hidup dan r. makan yang terbuka untuk satu sama lain dan aku sekilas melihat Mak Fani keluar dari sudut mataku, duduk di meja ruang dinning membaca koran Minggu. Ketika aku duduk di kursi aku menyalakan t.v. dan dibalik itu ke salah satu program Minggu pagi. Ketika aku menghirup kopiku Aku melirik Mak Fani, masih terpesona dalam membaca. aku agak terkejut melihat bahwa ia masih mengenakan gaun tidur sutra putih. Mak Fani tua koq, pikirku, sampai aku membiarkan mataku melayang ke bawah. Dia telah menyilangkan kaki dan memperlihatkan sedikit bagian atas lututnya. Penisku mulai bergerak saat aku menatap kaki Mak Fani. Semua membuat aku tegang dan aku hanya duduk minum kopi sambil menatap kaki! Akhirnya aku memaksa bangun dan pergi dari dapur untuk meletakkan cangkir ke dalam bak cuci. Tepat ketika aku hendak pergi, Mak Fani berjalan dalam membawa piringnya ke tempat cuci piring.

Dia tersenyum sopan, dan bertanya “Apa mau berangkat sekarang?”

“Eh, Ya”, kataku, agak malu karena aku baru saja mengintipnya.

“Iya deh”, dia berkata, “Mak dan Bapak akan segera menyusul” dan memutar keran air untuk mencuci piring.

Aku hampir sampai ke pintu ketika ia memanggil namaku

“Kamal, di mana Nana menyimpan sabun?”

“Eh”, pikirku sambil berjalan kembali ke dapur, “Apakah Mak lihat di bawah bak cuci piring?”

Ketika aku masuk, aku melihat Mak Fani, satu tangan di bak cuci piring yang lain di pintu, agak sedikit membungkuk melihat ke kolong. Saat aku semakin dekat aku melihat bahwa dalam posisinya sekarang bagian depan bajunya memperlihatkan puncak-puncak payudaranya. Tampak seolah-olah buah dada itu seperti memberontak keluar dari kurungan. Payudaranya memang agak kendur, tapi ketika kondisiku sekian lama libur birahi, keduanya tampak sangat merangsang! Aku juga bisa melihat tonjolan putingnya dari baju Mak Fani. Penisku langsung keras saat aku melawan dorongan untuk mendekatkan wajahku di antara payudaranya!

Mak Fani menyadarkan aku ketika mengatakan “Nggak ada tuh Mal”

Aku segera mendekat untuk mencari sabun cuci piring. Beruntung aku menemukannya dan kami berdua berdiri lurus ke atas dengan Mak Fani melanjutkan mencuci, benar-benar tidak menyadari apa yang baru saja terjadi.

Kunjungan dengan Nana dan bayi berjalan dengan baik dan orangtuanya bergabung dengan kami setelah beberapa saat. Aku mengepalkan mata Mak Fani meskipun sendiri, merasa beberapa gejolak di selangkanganku saat ia melangkah masuk.

Mertuaku pulang lebih dulu, sementara tidak terlalu terburu-buru. Ketika aku rasa kunjunganku cukup aku memutuskan pulang untuk makan malam. Aku mencium Nana dan bayi dan segera pulang dan tidur. Sebenarnya aku memikirikan untuk mencoba siapa tahu Mak Fani dapat melepaskan birahiku yang memuncak.

Keesokan harinya, bangun tidur aku segera mandi pagi. Selanjutnya aku mengenakan celana pendek dan t-shirt berjalan ke dapur. Aku teringat Pak Hasan mertua laki-lakiku biasa jalan pagi-pagi dan pulang siang hari. Mungkin di rumah tinggal aku dengan ibu mertua. Lantas aku berjalan ke dapur untuk menemukannya bersandar di tengah ruang sambil membaca koran pagi.

Aku yakin dia tidak tahu apa yang sedang terjadi dan tak sadar membuatku terpesonaa. Dia masih sibuk dengan koran, jadi aku meringkuk, berusaha menyembunyikan penis kerasku ke dalam bantal. Tak lama kemudian aku mendengar dia memanggil nama aku lembut dan bertanya apakah sudah saatnya makan malam? Aku bilang akan segera bangun, tetapi dia mengatakan santai-santai saja, karena ia ingin berganti pakaian dulu sepulang dari RS. Dia bangkit pergi sementara aku menunggu penisku normal dulu agar bisa bergerak. Akhirnya aku sudah kembali normal dan berjalan ke dapur, melewati Pak Hasan, mertua Fani kiku yang masih tenggelam dalam TTS dan tidak menunjukkan tanda-tanda bergerak.

Karena tak memiliki pembantu dan memang piawai memasak, aku ke dapur menyiapkan makan malam untuk kami bertiga. Saat itulah aku mendengar Mak Fani masuk ke dapur, tempat aku menemukan rahasia kedua. Mak Fani telah berganti pakaian menggunakan celana kulot krem dan polo shirt berhias bordir . Aku tidak banyak perhatian langsung pada kulot karena polo shirtnya cukup ketat memamerkan sepasang payudara indah! Setidaknya berukuran 36, bulat dan penuh dan jauh lebih besar daripada milik anak-anaknya yang tiga orang perempuan semua itu.

Desakan di celana mulai lagi ketika aku melihatnya bergerak di dapur. Aku harus berhati-hati menyembunyikan tonjolan penis ini.

Kami lantas mulai menyiapkan makanan dan aku tidak bisa apa-apa kecuali mengawasi goyangan buah dada setiap kali ia memotong sayuran. Namun gairah birahiku kian memuncak ketika pikiranku melayang kembali ke paha dan kaki yang terlihat beberapa saat sebelumnya. Aku berjalan ke tempat cuci piring untuk memeriksa apakah aliran airnya lancar. Saat aku menoleh bagian bawah aku agak terkesiap melihat bokongnya. Maksudku, itu tidak sebagus punya Nana, dan menunjukkan tanda-tanda setengah baya sedikit melebar, tapi tampak montok, bulat dan seksi. Dengan mudah aku membayangkan tanganku meremasnya! Aku belum bisa percaya tergetar oleh Mak Fani, tanpa dia ketahui! Kami selesaikan sajian makan malam itu berdua: aku berusaha menyembunyikan penis keras, sementara Mak Fani tidak mampu mengalihkan mataku jauh dari gundukan yang merangsang! Pak Hasan segera bergabung dan kami cepat selesai memasak dan beralih di meja makan.

Aku tidak bisa mengambil risiko ketahuan, jadi mataku terus di piringku sementara kami bertiga mengobrol ringan. Aku selesai pertama dan bilang kecapekan serta berniat mandi langsung menuju tempat tidur.

Ketika aku membuka pakaian di kamar mandi, gambaran tubuh Mak Fani memenuhi kepalaku. Penisku tegang setegang-tegangnya dan berdenyut saat aku menyabuninya. Pada gosokan kesekian pikiranku kembali membayangkan halus paha dan kaki Mak Fani, hingga aku meledak dalam getar orgasme luar biasa! Aku harus bersandar ke dinding ketika air maniku menyembur. Setelah itu aku cepat-cepat menyelesaikan mandi dan pergi tidur. Beberapa kali aku terbangun dan membayangkan mengisap payudaranya, membelai pahanya, mencengkeram bokongnya. Ketika aku melihat ke bawah batang di selengkanganku mengeras. Tak tahan, kembali aku beronani, kali ini di tempat tidur.

Aku tertidur kembali dan ketika aku terbangun sebelah kamarku sudah dibanjiri cahaya dan jam kesukaan aku menunjukkan pukul 10 kurang sedikit. Aku duduk, perasaan seperti aku baru saja pergi tidur, dan teringat telah menghabiskan malam dalam gairah memuncak sehingga basah celana dalamku. Aku terhuyung-huyung ke kamar mandi. Bagaimanapun, Mak Fani tampaknya belum menyadari birahiku. Usai mandi, aku mengeringkan diri dan dengan penuh semangat bersiap-siap untuk kembali ke RS untuk melihat Nana. Aku mencium aroma kopi yang sedang diseduh di dapur dan mendatanginya. Mak Fani memanggilku dari ruang makan “Kamal, ya?” (Dia selalu memanggil aku Kamal, begitu tepat). KlikDisini

 https://nyatapoker.org/games

“Ya”, jawabku.

“Oh, bagus, dia berkata, Aku sedang menunggumu bangun. Bapak telah pergi keluar untuk sedikit untuk mencari beberapa buku TTS. Ia harus segera kembali dan kemudian kita akan pergi melihat Nana”

Aku bisa mendengar koran berdesir dan berpikir ia telah terjebak dalam hidungnya lagi. Aku memutuskan untuk pergi duduk di ruang tamu dan menangkap berita sebelum pergi. Kita hidup dan r. makan yang terbuka untuk satu sama lain dan aku sekilas melihat Mak Fani keluar dari sudut mataku, duduk di meja ruang dinning membaca koran Minggu. Ketika aku duduk di kursi aku menyalakan t.v. dan dibalik itu ke salah satu program Minggu pagi. Ketika aku menghirup kopiku Aku melirik Mak Fani, masih terpesona dalam membaca. aku agak terkejut melihat bahwa ia masih mengenakan gaun tidur sutra putih. Mak Fani tua koq, pikirku, sampai aku membiarkan mataku melayang ke bawah. Dia telah menyilangkan kaki dan memperlihatkan sedikit bagian atas lututnya. Penisku mulai bergerak saat aku menatap kaki Mak Fani. Semua membuat aku tegang dan aku hanya duduk minum kopi sambil menatap kaki! Akhirnya aku memaksa bangun dan pergi dari dapur untuk meletakkan cangkir ke dalam bak cuci. Tepat ketika aku hendak pergi, Mak Fani berjalan dalam membawa piringnya ke tempat cuci piring.

Dia tersenyum sopan, dan bertanya “Apa mau berangkat sekarang?”

“Eh, Ya”, kataku, agak malu karena aku baru saja mengintipnya.

“Iya deh”, dia berkata, “Mak dan Bapak akan segera menyusul” dan memutar keran air untuk mencuci piring.

Aku hampir sampai ke pintu ketika ia memanggil namaku

“Kamal, di mana Nana menyimpan sabun?”

“Eh”, pikirku sambil berjalan kembali ke dapur, “Apakah Mak lihat di bawah bak cuci piring?”

Ketika aku masuk, aku melihat Mak Fani, satu tangan di bak cuci piring yang lain di pintu, agak sedikit membungkuk melihat ke kolong. Saat aku semakin dekat aku melihat bahwa dalam posisinya sekarang bagian depan bajunya memperlihatkan puncak-puncak payudaranya. Tampak seolah-olah buah dada itu seperti memberontak keluar dari kurungan. Payudaranya memang agak kendur, tapi ketika kondisiku sekian lama libur birahi, keduanya tampak sangat merangsang! Aku juga bisa melihat tonjolan putingnya dari baju Mak Fani. Penisku langsung keras saat aku melawan dorongan untuk mendekatkan wajahku di antara payudaranya!

Mak Fani menyadarkan aku ketika mengatakan “Nggak ada tuh Mal”

Aku segera mendekat untuk mencari sabun cuci piring. Beruntung aku menemukannya dan kami berdua berdiri lurus ke atas dengan Mak Fani melanjutkan mencuci, benar-benar tidak menyadari apa yang baru saja terjadi.

Kunjungan dengan Nana dan bayi berjalan dengan baik dan orangtuanya bergabung dengan kami setelah beberapa saat. Aku mengepalkan mata Mak Fani meskipun sendiri, merasa beberapa gejolak di selangkanganku saat ia melangkah masuk.

Mertuaku pulang lebih dulu, sementara tidak terlalu terburu-buru. Ketika aku rasa kunjunganku cukup aku memutuskan pulang untuk makan malam. Aku mencium Nana dan bayi dan segera pulang dan tidur. Sebenarnya aku memikirikan untuk mencoba siapa tahu Mak Fani dapat melepaskan birahiku yang memuncak.

Keesokan harinya, bangun tidur aku segera mandi pagi. Selanjutnya aku mengenakan celana pendek dan t-shirt berjalan ke dapur. Aku teringat Pak Hasan mertua laki-lakiku biasa jalan pagi-pagi dan pulang siang hari. Mungkin di rumah tinggal aku dengan ibu mertua. Lantas aku berjalan ke dapur untuk menemukannya bersandar di tengah ruang sambil membaca koran pagi.

“Mak Fani um aku nggak bisa jelasin,” kataku.

Dia memandang mataku, dan berkata “Mak tidak menyalahkan kamu sepenuhnya, Kamal.”

Dia menunduk lagi dan berkata “Maksud aku pertama sih mungkin tidak apa-apa, spontan. Tapi yang kedua kedua kalinya Mak seharusnya mencegah Kamal . tapi Mak. membiarkannya terus . Mak menyerah! Mak juga nggak tahu kenapa begitu! Waktu Kamal mencoba lagi mak seharusnya sudah menguasai diri, tetapi Mak bukan berhenti malah membiarkan itu terjadi .. Ya tuhan, Mak juga membiarkan kamu. Gimana Mak bisa menghadapi Bapak dan Nana setelah ini? ”

Aku berdiri sambil berpikir dan kemudian mulai bergerak ke sisi , tapi tiba-tiba ia mendongak dengan ekspresi kaget dan mulai bergerak kembali. Aku berhenti dan bersandar di ujung pulau dan dia berhenti di sepanjang sisi. Dia cukup dekat sehingga aku bisa meraih dan menyentuhnya, namun cukup jauh, sehingga ia merasa nyaman.

“Mak Fani aku tidak akan khawatir tentang Bapak dan Nana, mereka tidak pernah perlu tahu. Hanya saja sesuatu yang terjadi dan dapat tetap bersama kita” kataku dalam upaya untuk alasan dengannya.

Tuhan, Nana tidak boleh pernah tahu tentang ini!

Dia tidak menatapku, tapi berkata “Oh, Kamal Mak berharap bisa menjelaskan pada diri sendiri bagaimana hal ini terjadi! Tidak ada yang seperti ini, belum pernah terjadi padaku .. Mak cuma .”

“Mak Fani, aku yang bersalah,” kataku. “Aku terhanyut. dan tidak bisa benar-benar menjelaskan Mak. Aku melihat betapa cantiknya Mak dan aku. .. tak bisa mengendalikan dorongan untuk mencium Mak! Aku tidak bisa menahan diri! Kemudian setelah aku melakukannya Aku tidak bisa berhenti memikirkan bagaimana rasanya.. dan aku terdorong ingin melakukannya lagi! Pengen sekali sehingga aku tidak bisa menahan diri ”

Saat aku berbicara ia akan melirik ke arahku, lalu mengalihkan matanya ke bawah, seolah-olah dia malu dengan penjelasan aku.

Ia menyela “Yah mungkin begitu, tapi Mak sudah tua dan Mak kan mertuamu. Mak nggak mengerti berciuman sama Kamal sampai tiga kali.!!!”

Aku tetap diam beberapa saat, agar berhati-hati menanggapinya.

“Satu-satunya penjelasan yang aku miliki, Mak memang membuatku terpesona.” Aku berkata dengan nada tenang. “Ekspresi wajah Mak, saat rambut Mak memantulkan cahaya, ketika bibir Mak menyentuh bibirku semua itu terlalu banyak. Aku tidak pernah berpikir yang lain . Aku hanya mengikuti perasaan. Aku sangat menyesal, dan tidak tahu bagaimana Mak bisa memaafkan aku ”

Aku bersandar ke dinding, mencoba bermain dengan simpati. Dia menatapku sebentar dan kemudian melangkah ke arahku.

“Nah, Kamal, aku kira ada cukup alasan untuk saling menyalahkan. Aku merasa begitu . kotor!” dia menangis.

Aku menyela, “Jangan, itu tidak seperti itu. Ini bukan apa-apa. Aku terpesona oleh Mak sebagai perempuan sangat menarik dan aku tidak bisa ingat kapan terakhir kali aku merasa begitu bermakna dengan kehadiran Mak. ”

Matanya melebar ketika ia meresapi apa yang aku katakan. “Oh, Kamal Mak tidak tahu harus berkata apa. Tidak ada yang pernah mengatakan itu kepada Mak sebelumnya. Mak mau bilang sungguh-sungguh, Mak cuma kaget ” jawabnya.

Aku mengamati wajahnya sejenak untuk membiarkan semua rayuanku mengena.

“Aku.. tidak bermaksud membuat Mak canggung atau tidak nyaman dan bukan maksudku mempermalukan diri kita sendiri,.. aku benar-benar tidak bisa menahan diri.” Kataku.

Matanya melembut dan ia menjawab “Mak percaya kamu Kamal. Kata-katamu saja yang mengejutkan. Mak tahu sedikit tentang apa yang kamu bicarakan, Mak merasakan juga di ciuman terakhir. ”

Dia berhenti bicara dan menunduk lagi. Pada saat itu aku pikir aku tidak pernah menginginkan wanita mana pun seperti aku ingin dia. Rasanya seperti seorang sakit yang pergi ke bagian terdalam dari pangkal paha aku.

Aku membungkuk ke arahnya dan berkata “Mak Fani, aku tidak bisa menjelaskannya, tapi aku tidak bisa menahannya.”

Aku terus bersandar ke depan, bibirnya dalam jarak jangkauku. Dia tampak diam di tempat, mata melebar menatap aku yang kian dekat.

Dalam hening, suara lembut Mak Fani keluar “Jangan Kamal . jangan .. ayolah .”

Dia meletakkan tangannya di dadaku saat menggerakkan kepalanya ke belakang sedikit untuk menjaga agar bibir kami tak bertemu. Aku perlahan-lahan menutup jarak yang tersisa, bibirku mendekat dan lebih dekat dengan wajahnya, sampai aku merasakan sensasi ketika bibirku menyentuh bibirnya dan kemudian diam dalam ciuman lembut sehingga menyebabkan Mak Fani mengeluarkan tertahan “huhmmm”!

Aku menggerakkan kepala sedikit ke atas dan bawah gerak, melumat bibirnya ketika kelopak matanya bergetar dan perkelahian tampak di wajahnya. Aku mundur, bibir kami berpisah pelan-pelan, menunggu sejenak dan kemudian mendekat dengan bibir terbuka untuk mempertemukan miliknya dengan aku. Aku membelai lembut bibirnya saat ia mengeluarkan erangan lembut lain dan aku merasa ketegangan di wajahnya luruh ketika tekanan tangannya di dadaku melemah.

Aku mundur sekali lagi, sampai kami terpisah beberapa inci dan terfokus dalam di wajahnya. Dia memandangku terselubung di bawah kelopak mata, napasnya pendek dan cepat, bibirnya terbuka dan basah. Aku mulai membungkuk ke depan lagi, menjaga mataku pada bibirnya saat ia terus-menerus melirik dari mataku ke mulutku dan kembali lagi.

Ketika jarak kami hanya beberapa inci, Mak Fani menatap lurus pada bibirku dan mengerang pelan “Oh, Kamal!!”.

Dia memiringkan kepalanya dan mulai menyamakan geraknya dengan bibir terbuka. Bersama-sama kami menutup kesenjangan , dan kemudian masing-masing bibir menyentuh lembut dalam ciuman bergelora, ciuman penuh birahi!! Kami bertahan sesaat, merasakan ciuman yang menghalangi kami untuk bernafas dan bergerak! Lalu perlahan kami mulai menggoyangkan kepala, melumat bibir terbuka bersama-sama, mengirimkan bunga-bunga api di antara kami ketika kami menekan mulut kita lebih tegas bersama-sama. Aku mengulurkan tangan dan meletakkan tangan di pinggang, menelusurinya naik dan turun di sisi dan kemudian secara bertahap menariknya ke arahku. Mak Fani tidak menunjukkan perlawanan, ketika ia tampak melayang melintasi jarak yang memisahkan kami hingga aku bisa merasakan payudaranya yang besar dan tangannya melekat di dadaku. Aku pindah tangan ke depan baju tidurnya, kemudian menyelipkan kedua tangan ke pinggangnya.

Aku lembut menariknya ke arahku, payudaranya menekan ke dadaku. Ketika kami melanjutkan ciuman, kepala kami bergerak-gerak dalam tarian yang lambat penuh nafsu, aku merasa pelukan melingkar Mak Fani perlahan-lahan mendaki dada dan bahuku sampai terbungkus erat di leherku. Tubuh kami saling menekan. Payudaranya semakin merapat ke dadaku, sementara selangkangan kami bersama-sama menekan. Saat panas ciuman kami mulai naik, Mak Fani mengeluarkan jeritan tertahan dan bibir kami membuka satu sama lain dalam gelora tak terkendali.

Kepala kami lantas bergerak liar, seolah-olah kami sedang mencari cara bagaimana agar mulut kami kian rapat. Tanganku naik- turun ke punggung Mak Fani, menyentuh semua lengkungan yang pernah kubayangkan. Tanpa melepas ciuman, dalam satu gerakan aku menarik tangannya ke bawah dan menarik baju dari bahunya dan membiarkannya jatuh ke lantai. Ia segera memeluk kembali leherku saat aku rapatkan tubuhnya kembali! Aku bisa merasakan putingnya mengeras menusuk ke dadaku ketika tanganku melanjutkan penjelajahan tubuhnya. Aku sudah sangat bernafsu ketika bibir kami terus beradu bersama-sama, kami berdua saling mengerang di mulut! Aku menggapai ke bawah dengan kedua tangan, memegang ujung baju tidurnya, dan menariknya sampai menutupi pinggang. Tanganku balas ke bawah, memegang kedua pipi pantat tertutup sutra, dan menariknya erat-erat pangkal paha aku.

“Uhhmmm !!!!” dia mengerang, tapi tidak melepas ciuman!

Aku harus menyetubuhinya, sekarang, di mana saja! Aku segera meletakkan lenganku di bawah pahanya dan mengangkat ke pelukanku, cepat berjalan menyusuri lorong ke kamarku dan dengan lembut duduk di atas ranjang. Dia tampak sangat kusut, kedua matanya berkaca-kaca, mulutnya merah dan basah. AgenBandarCeme

Ibuku Yang Napsu Dengan Diriku


 bit.ly/cintaisaya

Ibuku Yang Napsu Dengan Diriku


Namaku Boby, aku akan menceritakan pengalaman seks-ku yang luar biasa yang pernah kurasakandan kualami. Sekarang aku kuliah di salah satu PTS terkenal di Bandung,dan tinggal di rumah di kawasan sejuk dan elite di kawasan Bandung utara dengan ibu, adik dan pembantuku.

Sejak SMA aku dan adikku tinggal bersama nenekku di Bandung,sementara ibu dan ayahku tinggal di Surabaya karena memang ayah mempunyai perusahaan besar di wilayah Jawa Timur. Dan sejak nenek meninggal ibu kemudian tinggal lagi bersama kami, sedangkan ayah hanya pulang sebulan atau dua bulan sekali seperti biasanya sebelum nenekku meninggal. Sebenarnya kami diajak ibu dan ayahku untuk tinggal diSurabaya, namun adik dan aku tidak mau meninggalkan Bandung karena kami sangat suka tinggal di tempat kami lahir.

Saat itu aku baru lulus SMA dan sedang menunggu pengumuman hasil UMPTN di Bandung, dan karena sehari-hari tidak ada kerjaan, ibu yang saat itu sudah tinggal bersama kami, memintaku untuk selalumenjemputnya dari tempat aerobik dan senam setiap malam. Ibuku memang pandai sekali merawat tubuhnya dengan senam/aerobik dan renang,sehingga walaupun usianya hampir 39 tahun, ibuku masih terlihat seperti wanita 27 tahunan dengan tubuh yang indah dengan kulit putih mulus dandada yang masih terlihat padat dan berisi. Walaupun di wajahnya sudah terlihat sedikit kerutan, tetapi akan hilang bila ibu berdandan, hingga kemudian terlihat seperti wanita 27 tahunan.

Aku mulai memperhatikan ibuku, karena setiap kujemput dari tempatsenamnya, ibuku tidak mengganti pakaian senamnya dulu setelah selesaidan langsung pulang bersamaku, dan baru mandi dan berganti pakaiansetelah kami sampai di rumah. Karena setiap hari melihat ibuku dengandandanan seksinya, otakku mulai membayangkan hal-hal aneh tentang tubuhibuku. Bagaimana tidak, aku melihat ibuku yang selalu memakai pakaiansenam ketat dengan payudara yang indah menonjol dan pantat yang masihpadat berisi.

Suatu hari, saat aku telat menjemput ibuku di tempat senamnya, akutidak menemukan ibuku di tempat biasanya dia senam, dan setelah akutanyakan kepada teman ibuku, dia bilang ibuku sedang di sauna, danbilang agar aku menunggu di tempat sauna yang tidak jauh dari ruangansenam. Aku pun beegegas menuju ruangan sauna, karena aku tidak mauibuku menunggu terlalu lama.

Saat sampai di sana, wow.. aku melihatibuku baru keluar dari ruangan hanya dengan memakai handuk yang hanyamenutupi sedikit tubuhnya dengan melilitkan handuk yang menutupi dadaperut dan sedkit pahanya, sehingga paha ibu yang mulus dan seksi ituterlihat dengan jelas olehku. Aku hanya terdiam dan menelan ludah saatibuku menghampiriku dan bilang agar aku menunggu sebentar.

Kemudian ibuku membalikkan tubuhnya, dan kemudian terlihatlahgoyangan pinggul ibuku saat dia berjalan menuju ruangan ganti pakaian.Tanpa sadar kemaluanku mengeras saat kejadian tadi berlangsung. Akuberani bertaruh pasti semua laki-laki akan terpesona dan terangsangsaat melihat ibuku dengan hanya memakai handuk yang dililitkan ditubuhnya.

Di dalam perjalanan, aku hanya diam dan sesekali melirik ibuku yangduduk di sampingku, dan aku melihat dengan jelas goyangan payudaraibuku saat mobil bergetar bila sedang melalui jalan yang bergelombangatau polisi tidur. Ibuku berpakaian biasa dengan kaos oblong yang agakketat dan celana panjang ketat, dan setiap aku melirik ke paha ibu,terbayang lagi saat aku melihat paha ibuku yang putih mulus tadi ditempat sauna.

“Bob.. kok kamu diem aja, dan kenapa celana kamu sayang..?” tanyaibuku mengagetkan aku yang agak melamun membayangkan tubuh ibuku.
“Enggak Mi.. enggak,” jawabku gugup.

Kami pun sampai di rumah agak malam, karena aku telat menjemputibuku. Sesampainya di rumah, ibu langsung masuk ke kamarnya dan sebelumdia masuk ke kamarnya, ibu mencium pipiku dan bilang selamat malam.Kemudian dia masuk ke kamarnya dan tidur.

Malam itu aku tidak dapat tidur membayangkan tubuh ibuku, gilapikirku dalam hati, dia ibuku, tapi.. akh.. masa bodoh pikirku lagi.Aku mencoba onani untuk “menidurkan burung”-ku yang berontak mintamasuk ke sarangnya. Gila pikirku lagi. Mau mencari cewek malam sih bisasaja, tapi saat itu aku menginginkan ibuku.

Perlahan-lahan aku keluar kamar dan berjalan menuju kamar ibuku dilantai bawah. Adik perempuanku dan pembantuku sudah tidur, karena saatitu jam satu malam. Otakku sudah mengatakan aku harus merasakan tubuhibuku, nafsuku sudah puncak saat aku berdiri di depan pintu kamaribuku. Kuputar kenop pintunya, aku melihat ibuku tidur telentang sangatmenantang. Ibuku tidur hanya menggunakan kaos oblong dan celana pendekyang longgar. Aku berjalan mendekati ibuku yang tidur nyenyak, aku diamsesaat di sebelah ranjangnya dan memperhatikan ibuku yang tidur denganposisi menantang. Kemaluanku sudah sangat keras dan meronta inginkeluar dari celana pendek yang kupakai.

Dengan gemetar aku naik ke ranjang ibu, dan mencoba membelai paha ibuku yang putih mulus dan sangat seksi. Dengan tangan bergetar akumembelai dan menelusuri paha ibuku, dan terus naik ke atas. Kemaluankusudah sangat keras dan terasa sakit karena batang kemaluanku terjepitoleh celanaku. Aku kemudian membuka celanaku dan keluarlah “burungperkasa”-ku yang sudah sangat keras.

Aku kemudian mencoba mencium leher dan bibir ibuku. Aku mencoba meremas payudara ibuku yang besar dan montok, aku rememas payudara ibu dengan perlahan. Takut kalau iabangun, tapi karena nafsuku sudah puncak aku tidak mengontrol remasantanganku ke payudara ibuku.

Aku kemudian mengocok batang kemaluanku sambil meremas payudara ibu, dan karena remasanku yang terlalu bernafsu, ibu terbangun.
“Bobi.. kamu.. apa yang kamu lakukan, aku ibumu sayang..” sahut ibuku dengan suara pelan.

Aku kaget setengah mati, tapi anehnya batang kemaluanku masih kerasdan tidak lemas. Aku takut dan malah makin nekat, terlanjur pikirku.Aku langsung mencium leher ibuku dengan bernafsu sambil terus meremas payudara ibuku. Dalam pikiranku hanya ada dua kemungkinan, menyetubuhiibuku, kemudian aku kabur atau dia membunuhku. KlikDisini

 http://kenzoqq.net/index.php

“Cukup Bobi.. hentikan sayang.. akh..” kata ibuku.

Tapi yang membuatku aneh, ibu sama sekali tidak menolak danberontak. Malah ibu membiarkan bibirnya kucium dengan bebas, dan malahmendesah saat kuhisap leher dan di belakang telinganya, dan aku merasaburungku yang dari tadi sudah keras seperti ada yang menekannya, danternyata itu adalah paha ibuku yang mulus.

“Sayang kalau kamu mau.. bilang aja terus terang.. Mami mau kok..” kata ibuku di antara desahannya.

Aku kaget setengah mati, berarti ibuku sangat suka aku perlakukanseperti ini. Aku kemudian melepaskan ciumanku di lehernya, dan kemudianberlutut di sebelah ibuku yang masih berbaring. Batang kemaluanku sudahsangat keras, dan ternyata ibu sangat suka dengan ukuran batangkemaluanku, ibu tersenyum bangga melihat batang kemaluanku yang sudahmaksimal kerasnya. Ukuran batang kemaluanku 15 cm dengan diameter kira-kira 4 cm.

Aku masih dengan gemas meremas payudara ibu yang montok dan masihterasa padat. Aku membuka kaos yang ibu pakai, dan kemudian sambilmeremas payudara ibu aku berusaha membuka bra yang ibu pakai. Dansatelah bra yang ibuku kenakan terlepas, kulihat payudara ibu yangbesar dan masih kencang untuk wanita seumurnya. Dengan ganas kuremaspayudara ibu, sedangkan ibu hanya mendesah keenakan dan menjerit kecilsaat kugigit kecil puting payudara ibu. Kuhisap puting payudara ibudengan kuat seperti ketika aku masih bayi. Aku menghisap payudara ibusambil kuremas-remas hingga puting payudara ibu agak memerah karenakuhisap.

Payudara ibuku masih sangat enak untuk diremas, karena ukurannya yang besar dan masih kencang dan padat.
“Bob kamu dulu juga ngisep susu ibu juga kaya gini..” kata ibukusambil dia merem-melek karena keenakan puting susunya kuhisap danmemainkannya dengan lidahku.

Ibu menaikkan pinggulnya saat kutarik celana pendeknya. Akumelihat CD yang ibu kenakan sudah basah. Aku kemudian mencium CD ibukutepat di atas kemaluan ibu dan meremasnya. Dengan cepat kutarik CD ibudan melemparkannya ke sisi ranjang, dan terlihatlah olehku pemandanganyang sangat indah.

Lubang kemaluan ibuku ditumbuhi bulu halus yang tidak terlalulebat, hingga garis lubang kemaluan ibuku terlihat. Kubuka paha ibukulebar, aku tidak kuasa melihat pemandangan indah itu. Dan dengan nalurilaki-laki kucium dan kuhisap lubang dimana aku lahir 18 tahun lalu.Kujilat klitoris ibuku yang membuat ibuku bergetar dan mendesah dengankuat. Lidahku bermain di lubang senggama ibuku, dan ibuku malah menekankepalaku dengan tangannya agar aku makin tenggelam di dalamselangkangannya.

Cairan lubang kemaluan ibu kuhisap dan kujilat yang membuat ibukumakin tak tahan dengan perlakuanku, dia mengelinjang hebat, bergetardan kemudian mengejang sambil menengadah dan berteriak. Aku merasakanada cairan kental yang keluar dari dalam lubang kemaluan ibu, dan akutahu ibu baru orgasme. Kuhisap semua cairan lubang kemaluan ibukuhingga kering. Ibu terlihat sangat lelah.

Aku kemudian bangun dan dengan suara pelan karena kelelahan ibu bilang, “Sayang sini Mami isep kontolmu,”

Dan tanpa di komando dua kali, aku kemudian duduk di sebalah wajahibuku, dan kemudian dengan perlahan mulut ibuku mendekat ke burungkuyang sudah sangat keras. Ibuku membelai batang kemaluanku, tapi diatidak memasukkan batang kemaluanku ke mulutnya. Padahal jarak antaramulut ibuku dengan batang kemaluanku hanya tinggal beberapa centi saja.

Aku sudah tidak tahan lagi, dan kemudian kudorong kepala ibuku dandengan leluasa batang kemaluanku masuk ke mulut ibu. Dengan cepat danliar ibuku mengocok batang kemaluanku di dalam mulutnya. Aku sudahtidak tahan lagi, kenikmatan yang kurasakan sangat luar biasa dan tidakdapat kulukiskan dengan kata-kata. Dan akhirnya aku sudah tidak tahanlagi dan, “Cret.. cret.. crett..” maniku kusemprotkan di dalam mulutibuku.

Ibu kemudian memuntahkannya dan hanya yang sedikiti dia telan, danmasih dengan liar ibuku membersihkan batang kemaluanku dari sisa-sisaair maniku yang menetes di batang kejantananku. Ibuku tersenyum dankemudian kembali berbaring sambil membuka pahanya lebar-lebar. Ibukutersenyum saat melihat batang kemaluanku yang masih dengan gagahnyaberdiri, dan seperti sudah tidak sabar untuk masuk ke dalam sarangnyayang hangat.

Aku kemudian mengambil posisi di antara kedua paha ibuku, batangkemaluanku terasa berdenyut saat ibu dengan lembut membelai dan meremasbatang kemaluanku yang sudah sangat keras. Dengan tangan yang bergetar,kuusap permukaan lubang kemaluan ibuku yang dipenuhi bulu-bulu halusdan sisa cairan lubang kemaluan yang kuhisap tadi masih membasahi bibirlubang kemaluan ibuku yang terlihat sangat hangat dan menantang.

“Ayo dong Sayang, kamu kan tahu dimana tempatnya..” kata ibuku pasrah.
Kemudian tangannya menuntun batang kemaluanku untuk masuk ke dalamlubang kemaluannya. Tanganku bergetar dan batang kemaluanku terasamakin berdenyut saat kepala batang kemaluanku menyentuh bibir lubangkemaluan ibu yang sudah basah. Dengan perasaan yang campur aduk,kudorong pinggulku ke depan dan masuklah batang kemaluanku ke dalamlubang kemaluan ibu yang sudah agak membuka, dan tenggelam sudah batangkemaluanku ke dalam liang senggama milik ibuku.

Aku merasakan sensasi yang sangat dasyat saat dinding lubangkemaluan ibu seperti memijat batang kemaluanku. Gila.., meski akupernah ML dengan anak ABG, lubang kemaluan ibuku terasa sangat nikmatdan luar biasa di banding dengan yang lainnya. Aku menggoyang pinggulkunaik-turun diimbangi dengan goyangan pinggul ibuku yang sangat dasyatdan liar. Kami kemudian berganti posisi dengan ibu berada di ataskuhingga ia dapat menduduki batang kemaluanku, dan terasa sekalikenikmatan yang ibu berikan kepadaku. Goyangan yang cepat dan liar dangerakan tubuh yang naik turun membuat tubuhku hanyut ke dalamkenikmatan seks yang kurasakan sangat dasyat.

Tibalah saat ibuku orgasme, goyangannya makin cepat dan desahannyasemakin tidak karuan, aku dengan nikmat merasakannya sambil kuhisap danmeremas pauyudara ibu yang bergoyang seirama dengan naik-turunnya tubuhibuku menghabisi aku. Ibu mengerang dan mengejang saat kurasakan adacairan hangat yang membasahi batang kejantananku yang masih tertanam didalam lubang kemaluan ibuku.

Beberapa saat setelah ibu terkulai lemas aku merasakan bahwa aku akan mencapai puncak.
Dan dengan goyangan dan tusukan yang menghujam lubang kemaluanibuku, “Cret.. crett.. cret..” air maniku menghambur di dalam lubangkemaluan ibuku.
Aku merasakan nikmat yang tidak dapat kukatakan.

Saat aku masih menikmati sisa-sisa kemikmatan itu, ibu menciumbibirku dan berkata, “Sayang.. Mami lupa kalo Mami enggak pakekontrasepsi. Tadi Mami mau bilang kalo kamu orgasme biar di mulut Mamiaja.. tapi Mami kagok..”

Aku hanya terdiam dan malah mencium bibir ibuku yang masihmenindih tubuhku dengan mesra. Kemudian ibuku berbaring di sampingku,aku memeluk dia dan kami berciuman dengan mesra seperti sepasangkekasih. Kami pun tertidur karena pertempuran yang sangat melelahkanitu. AgenBandarCeme

Tuesday, July 16, 2019

Suami Sahabat Ku Yang Memgairahkan Birahi Ku

 bit.ly/kencansaya

Suami Sahabat Ku Yang Mengairahkan Birahi Ku

Menikah dengan Roni 30 tahun seseorang pekerja berhasil. kami memnag lah setuju untuk tidak memiliki anak terlebih dahulu serta kehidupan sex kami baik baik saja, Roni bisa penuhi keperluan sex ku yang bisa di sebut agak hyper.. satu hari dapat minta 2 session pagi sebelum Roni berangkat kerja serta malam sebelumnya tidur. serta narasi ini bermula dari keberhasilan Roni bekerja di kantornya serta memperoleh keyakinan dari sang atasan yang begitu baik. keyakinan ini buat dia seringkali mesti bekerja overtime, awal mula nya saya dapat terima semuanya namun kelamaan keperluan ini mesti dipenuhi juga serta tersebut yang buat kami seringkali berkelahi karna terkadang Roni mesti pergi lebih pagi serta lewat larut malam baru pulang.

Karena tuntutan pekerjaan serta efisiensi kantor Roni mengambil keputusan supaya Bram tinggal dirumah kami untuk sesaat. serta memanglah mereka berdua seringkali bekerja sampai tengah malam dirumah kami Bram tidur di kamar persis di seberang kamar kami.

Seringkali pada malam hari saya berpamitan tidur matanya yang nakal suka mengambil pandang di antara sela - sela baju tidur yang saya gunakan. saya memanglah suka tidur bertelanjang supaya bila Roni datang dapat segera bercinta.

Sempat satu waktu saat pagi hari kami saya serta Roni bercinta di dapur saat masih pagi sekali dengan tempatku duduk di meja serta Roni dari depan, mendadak Bram keluar serta lihat kami, dia tempelkan telunjuk dimulutnya suapa saya tidak hentikan aktivitas kami, karena kami tengah dalam puncaknya serta Roni yang membelakngi Bram saua juga tidak tega menghentikan Roni, pada akhirnya ku biarkanlah Bram lihat kami bercinta tanpa Roni sadari sampai kami berdua organisme. serta saya tahu Bram melihat badan telanjangku saat Roni melepas penisnya serta terjongkok di bawah meja.

Sesudah peristiwa itu Bram seringkali memerhatikan setiap lekuk badanku. Hingga satu saat saat pekerjaan Roni benar2 repot hingga nyaris satu minggu tidak menyentuhku. Di hari Jumat kantor tempat Roni bekerja membuat pesta dinner dengan dirumah atasan Roni. Tempat tinggalnya terbagi dalam dua lantai yang begitu elegan di lantai 2 ada seperti galeri barang2 antik. Kami datang bertiga serta malam itu saya kenakan pakaian yang begitu seksi, gaun malam warna merah yang terbuka dibagian belakang serta cuma dihubungkan di belakang leher oleh kaitan kecil hingga tidak sangat mungkin menggunakan BH, sisi bawahpun ada sobekan panjang sampai sejengkal diatas lutut, malam itu saya terasa begitu seksi serta Bram juga pernah terpana melihatku keluar dari kamar. Sebelumnya pergi saya serta Roni pernah bercinta di kamar serta tanpa ada sepengetahuan kami ternya Bram mengintip lewat pintu yang memanglah kami asal-asalan tidak tertutup hingga tersisa celah yang cukup untu lihat kami dari pantulan cermin, sayangnya karna letih atau tergesa-gesa ingin pergi Roni orgasme terlebih dulu serta saya dibiarkannya tertahan. Serta Bram ketahui hal tersebut.

Malam itu saat acara begitu ramai mendadak Roni di panggil oleh atasannya untuk dikenalkan oleh customer. Roni berkata padaku untuk menanti sebentar, sembari menanti saya ke lantai 2 untuk lihat barang2 antik, di lantai 2 nyatanya kondisi cukup sepi cuma 2-3 orang yang melihat-lihat di ruang yang besar itu. Saya begitu tertarik oleh satu cermin besar di pojokan ruang, tanpa ada takut saya lihat kesana serta mengaguminya juga sekalian kagum pada keseksian badanku dimuka cermin, tanpa ada ku sadari di sampingku telah ada Bram. KlikDisini

 bit.ly/dewarezeki

"Udah kelak kacanya pecah lho.. cakep deh..! ?, canda Bram

"Ah dapat saja anda Bram?, balasku tersipu.

Sesudah berbincang2 dimuka cermin cukup lama Bram memohon tolong dipegangkan gelasnya hingga ke-2 tanganku memegang gelasnya serta gelasku.

"Aku dapat buat anda terlihat lebih seksi?, tuturnya

Sembari segera memegang rambutku yang tergerai dengan begitu lembut. Tanpa ada dapat menghindar dia sudah menggulung rambutku hingga menampak leherku yang tahap serta mulus serta selalu jelas saya seperti kagum oleh kondisi diriku yang sesuai sama itu. serta memanglah benar saya tampak lebih seksi. Serta waktu kagum itu mendadak tangan Bram meraba leherku serta membuatku geli serta detik selanjutnya Bram sudah tempelkan bibirnya di leher belakangku, daerah yang paling peka buatku hingga saya lemas serta masih tetap dengan memegang gelas Bram yang sudah memojokkanku pada dinding serta menciumi leherku dari depan. ?Bram apa yang anda kerjakan.. bebaskan saya Bram.. terlepas..! ?, rontaku namun Bram tahu saya akan tidak berteriak di situasi ini karna juga akan membuat malu kebanyakan orang.

Bram selalu menyerangku dengan ke-2 tanganku memegang gelas dia bebas meraba buah dadaku dari luar serta selalu menciumi leherku, sembari meronta-ronta saya rasakan gairahku bertambah, terlebih waktu mendadak tangan Bram mulai meraba belahan bawah gaunku sampai ke selangkanganku. ?Bram.. hentikan Bram saya mohon.. tolong Bram.. janganlah kerjakan itu.. ?, rintihku, namun Bram selalu menyerang serta jari tengah tangannya hingga di bibir vaginaku yang nyatanya sudah basah karna serangan itu. Dia mengerti bila saya cuma kenakan G-string hitam dengan kaitan di pinggirnya, lantas dengan sekali sentakan dia menariknya serta terlepaslah G-stringku. Saya terpekik perlahan terlebih rasakan ada benda keras mengganjal pahaku. Saat Bram telah makin liar serta akupun tidak bisa melepas, mendadak terdengar nada Roni menyebut dari tepi tangga yang buat pegangan himpitan Bram lepas, lantas saya segera lari sembari membereskan baju ku menuju Roni yg tidak lihat kami serta meninggalkan Bram dengan G-string hitamku. Saya benar-benar terperanjat dengan peristiwa itu namun tanpa ada diakui saya rasakan gairah yang cukup tinggi rasakan tantangan lakukan ditempat umum walaupun dalam kelompok diperkosa.

Nyatanya pesta malam itu berjalan sampai tengah malam serta Roni menyebutkan dia mesti lakukan meeting dengan customer serta atasannya serta dia mengambil keputusan saya untuk pulang dengan Bram. Tanpa ada dapat menampik pada akhirnya malam itu saya diantar Bram, diperjalanan dia cuma mengakatakan ?Maaf Tyas.. anda benar-benar cantik malam hari ini. ? Selama jalan kami tidak bicara apaun. Sampai hingga di rumah saya segera masuk kedalam kamar serta menelungkupkan diri di kasur, saya rasakan hal yang aneh pada malu saya barusan alami perkosaan kecil serta perasaan malu mengaku kalau saya terangsang hebat oleh serangan itu serta masih tetap tersisa gairah. Tanpa ada sadar nyatanya Bram sudah mengunci semuanya pintu serta masuk kedalam kamarku, saya terperanjat saat mendengar suaranya?, ?Tyas saya menginginkan kembalikan ini?? tuturnya sembari menyerahkan G-stringku berdiri dengan celana pendek saja, dengan berdiri saya ambillah G-stringku secara cepat, namun waktu itu juga Bram sudah menyergapku sekali lagi serta segera menciumiku sembari segera menarik kaitan gaun malamku, jadi bugilah saya diahadapannya. Tanpa ada menanti banyaknya waktu saya segera dijatuhkan ditempat tidur serta dia segera menindihku. Saya meronta-ronta sembari menendang-nendang? ?Bram.. bebaskan saya Bram.. ingat kau rekan suamiku Bram.. janganlah.. ahh.. saya mohon?, erangku ditengah rasa bingung pada nafsu serta malu, namun Bram selalu menghimpit sampai saya berteriak waktu penisnya menyodok masuk kedalam vaginaku, nyatanya dia telah siap dengan cuma menggunakan celana pendek saja tanpa ada celana dalam.

?Ahhhh? Braam.. kau.. : ? Lantas awalilah dia memompaku serta lepaslah perlawananku, pada akhirnya saya cuma tutup mata serta menangis perlahan.. clok.. clok.. clok.. saya mendengar nada penisnya yang besar keluar masuk didalam vaginaku yang sangatlah basah sampai mempermudah penisnya bergerak. Lama sekali dia memompaku serta saya cuma terbaring mendengar desah nafasnya di telingaku, tidak berdaya walaupun dalam hati menikmatinya. Hingga lebih kurang satu jam saya pada akhirnya melenguh panjang ?Ahhh?.. ? nyatanya saya orgasme terlebih dulu, benar-benar saya begitu malu alami perkosaan yang saya nikmati. Sepuluh menit lalu Bram percepat pompaannya lantas terdengar nada Bram di telingaku ?Ahhh.. hmmfff? ? saya rasakan vaginaku penuh dengan cairan kental serta hangat sekitaran tiga puluh deti lalu Bram terkulai di atasku.

"Maaf Tyas saya tidak kuasa menahan nafsuku.. ?bisiknya perlahan lantas berdiri serta meninggalkanku terbaring serta menerawang. hinga tertidur Saya tidak tahu jam berapakah Roni pulang sampai pagi harinya.

Besok paginya di hari sabtu seperti umum saya berenang di kolam renang belakang,, Roni serta Bram berpamitan untuk pergi ke kantor. Karna tidak ada seseorang juga saya membulatkan tekad untuk berenang tanpa ada baju. Waktu asyiknya berenang tanpa ada diakui, Bram nyatanya beralasan tidak enak tubuh serta kembali pulang, karna Roni begitu memercayainya jadi dia ijinkan Bram pulang sendiri. Bram masuk dengan kunci punya Roni serta lihat saya tengah berenang tanpa ada baju. Lantas dia bergerak ke kolam renag serta melepas semua bajunya, waktu tersebut saya sadari kehadirannya, ?Bram.. mengapa kau berada di sini? ? tanyaku, ?Tenang Tyas suamimu berada di kantor tengah repot dengan pekerjaannya?, saya lihat badannya yang kekar serta penisnya yang besar mengangguk angguk waktu dia jalan telanjang masuk kedalam kolam ?Pantas sajaku semalam vaginaku merasa penuh sekali??pikirku. Saya cepat-cepat berenang menjauh namun tidak berani keluar dr dalam kolam karna tidak kenakan pakaian apa pun juga. Waktu saya bertumpu di pingiran bagian beda kolam, saya tidak lihat ada tanda2 Bram didalam kolam. Saya mencari ke seputar kolam serta mendadak saya rasakan vaginaku hangat sekali, nyatanya Bram berada di bawah air serta tengah menjilati vaginaku sembari memegang ke-2 kakiku tanpa ada dapat meronta.

Pada akhirnya saya cuma dapat rasakan lidahnya merayapai semua bagian vaginaku serta masuk liang senggamaku.. saya cuma menggigit bibir menahan gairah yang masih tetap bergelora dari semalam. Cukup lama dia mengerjai vaginaku, nafasnya kuat sekali fikirku. Detik selanjutnya yang saya tahu dia sudah ada di depanku serta penisnya yang besar sudah meneyruak menggantian lidahnya? ?Arrgghh.. ? erangku menahan nikmat yang telah satu minggu ini tidak tersentuh oleh Roni. Pada akhirnya saya membiarkan dia memperkosaku kembali dengan berdiri didalam kolam renang. Saat ini saya cuma memeluknya saja serta membiarkan dia menjilati buah dadaku sembari selalu memasukan penisnya keluar masuk. Bahkan juga waktu dia tarik saya ke luar kolam saya cuma menurutinya saja, hilang ingatan saya mulai menikamti perkosaan ini, fikirku, namun nyatanya gairahku sudah menutupi fakta kalau saya tengah diperkosa oleh rekan suamiku. Serta di tepi kolam dia membaringkanku lantas mulai menyetubuhi kembai badan mulusku.. ?Kau begitu cantik serta seksi Tyas.. ahh? bisiknya ditelingaku. AgenBandarCeme

Monday, July 15, 2019

Tante Kaya Yang Kesepian

 bit.ly/kencansaya

Tante Kaya Yang Kesepian

Aku akan menceritakan pengalamanku menjadi seorang gigolo, cerita ini tidak di buat - buat, cerita ini benar terjadi. namaku Rudi, umur 26 tahun. aku seorang gigolo di kota bandung. aku akan menceritakan pengalamku melayani sekaligus 3 pelangganku dalam semalam.

Aku menggeluti profesi ini sudah 4 tahun, dan sejak itu aku mempunyai pelanggan tetap namanya Tante Winda ( nama samaran ), dia seorang janda tidak mempunyai anak, tinggal di bandung, orangnya cantik, putih, payudaranya besar walaupun sudah kendor sedikit, dia keturunan arab.

Dia seorang yang kaya, memiliki beberapa perusahan di bandung dan jakarta, dan memiliki saham di sebuah hotel berbintang di bandung. sabtu pukul 7 pagi, HP ku berbunyi dan terdengar suara seorang wanita dan kulihat ternyata nomor HP tante Winda.

"Hallo sayang lagi ngapain nich.. udah bangun?? katanya

"Oh Tante ada apa nichh tumben nelpon pagi - pagi ?? kataku

"Kamu nanti sore ada acara nggak??. katanya

"Nggak ada Tante Emang mau kemana Tante?? tanyaku..

"Nggak, nanti sore anter Tante ke puncak yahh sama relasi Tante bisa kan ??. katanya

"Bisa Tante aku siap kok..?? Jawabku.

"Oke deh Say.. Nanti sore Tante jemput kamu di tempatmu?. katanya

"Oke Tante.? Balasku.

Dengan itu juga pembicaraan di HP terputus dan aku pun beranjak ke kamar mandi untuk mandi. sore jam 5 aku sudah siap - siap dan berpakaian rapi karena Tante Winda akan membawa teman relasinya.

Selang beberapa menit sebuah mobil mercy new eye warna hitam berkaca gelap berhenti di depan rumahku. ternyata itu mobil Tante Winda, langsung aku keluar menghampiri mobil itu sesudah aku mengunci seluruh pintu rumah dan jendela. akupun langsung masuk ke dalam mobil itu duduk di jok belakang setelah masuk mobil pun bergerak maju menuju tujuan.

Di dalam mobil, aku diperkenalkan kepada dua cewek relasinya oleh tante, gila mereka cantik-cantik walaupun umur mereka sudah 40 tahun, namanya Tante Lisa umurnya 41 tahun kulitnya putih, payudaranya besar, dia merupakan istri seorang pengusaha kaya di Jakarta dan Tante Meri 39 tahun, payudaranya juga besar, kulitnya putih, juga seorang istri pengusaha di Jakarta.

Mereka adalah relasi bisnis Tante Winda dari Jakarta yang sedang melakukan bisnis di Bandung, dan diajak oleh Tante Winda refreshing ke villanya di kawasan Puncak. Keduanya keturunan India. Di dalam mobil, kami pun terlibat obralan ngalor-ngidul, dan mereka diberitahu bahwa aku ini seorang gigolo langganannya dan mereka juga mengatakan ingin mencoba kehebatanku.

Selang beberapa menit obrolan pun berhenti, dan kulihat Tante Lisa yang duduk di sebelahku, di sofa belakang, tangannya mulai nakal meraba-raba paha dan selangkanganku. Aku mengerti maksudnya, kugeser dudukku dan berdekatan dengan Tante Lisa, lalu tangan Tante Lisa, meremas batang kemaluanku dari balik celana.

Dengan inisatifku sendiri, aku membuka reitsleting celana panjangku dan mengeluarkan batang kemaluanku yang sudah tegak berdiri dan besar itu. Tante Lisa kaget dan matanya melotot ketika melihat batang kemaluanku besar dan sudah membengkak itu. Tante Lisa langsung bicara kepadaku,

"Wow.. Ded, kontol kamu gede amat, punya suamiku aja kalah besar sama punya kamu..? katanya.

"Masa sich Tante?, kataku sambil tanganku meremas-remas payudaranya dari luar bajunya.

"Iya.. boleh minta nggak, Tante pengen ngerasain kontol kamu ini sambil kontolku dikocok-kocok dan diremas-remas, lalu dibelai mesra?? katanya.

"Boleh aja.. kapan pun Tante mau, pasti Rudi kasih?, kataku yang langsung disambut Tante Lisa dengan membungkukkan badannya lalu batang kemaluanku dijilat-jilat dan dimasukakkan ke dalam mulutnya, dengan rakusnya batang kemaluanku masuk semua ke dalam mulutnya sambil disedot-sedot dan dikocok-kocok.

Tante Meri yang duduk di jok depan sesekali menelan air liurnya dan tertawa kecil melihat batang kemaluanku yang sedang asyik dinikmati oleh Tante Lisa. Tanganku mulai membuka beberapa kancing baju Tante Lisa dan mengeluarkan kedua payudaranya yang besar itu dari balik BH-nya. lalu kuremas-remas. ?Tante.. susu tante besar sekali.. boleh Rudi minta?? tanyaku.

Tante Lisa hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, lalu tanganku mulai meremas-remas payudaranya. Tangan kiriku mulai turun ke bawah selangkangannya, dan aku mengelus-ngelus paha yang putih mulus itu lalu naik ke atas selangkangannya, dari balik CD-nya jariku masuk ke dalam liang kewanitaannya.

Saat jariku masuk, mata Tante Lisa merem melek dan medesah kenikmatan, ?Akhhh.. akhhhh.. akhhh.. terus sayang..? Beberapa jam kemudian, aku sudah tidak tahan mau keluar. ?Tante? Rudi mau keluar nich..? kataku. ?Keluarain di mulut Tante aja?, katanya.

Selang beberapa menit, ?Crooot.. crooot.. crottt..? air maniku keluar, muncrat di dalam mulut Tante Lisa, lalu Tante Lisa menyapu bersih seluruh air maniku. Kemudian aku pun merobah posisi. Kini aku yang membungkukkan badanku, dan mulai menyingkap rok dan melepaskan CD warna hitam yang dipakainya.

Setelah CD-nya terlepas, aku mulai mencium dan menjilat liang kewanitaannya yang sudah basah itu. Aku masih terus memainkan liang kewanitaannya sambil tanganku dimasukkan ke liang senggamanya dan tangan kiriku meremas-remas payudara yang kiri dan kanan. Sepuluh menit kemudian, aku merubah posisi. KlikDisini

 bit.ly/dewarezeki

Kini Tante Lisa kupangku dan kuarahkan batang kemaluanku masuk ke dalam liang senggamanya, ?Blesss.. belssss.? batang kemaluanku masuk ke dalam liang kewanitaannya, dan Tante Lisa menggelinjang kenikmatan, ku naik-turunkan pinggul Tante Lisa, dan batang kemaluanku keluar masuk dengan leluasa di liang kewanitaannya.

Satu jam kemudian, kami berdua sudah tidak kuat menahan orgasme, kemudian kucabut batang kemaluanku dari liang kewanitaannya, lalu kusuruh Tante Lisa untuk mengocok dan melumat batang kemaluanku dan akhirnya,

"Crooot.. crott.. croottt..? air maniku muncrat di dalam mulut Tante Lisa. Seketika itu juga kami berdua terkulai lemas. Kemudian aku pun tertidur di dalam mobil. sesampainya di villa Tante Winda sekitar jam 8 malam. Lalu mobil masuk ke dalam pekarangan villa. Kami berempat keluar dari mobil.

Tante Winda memanggil penjaga villa, lalu menyuruhnya untuk pulang dan disuruhnya besok sore kembali lagi. kami berempat pun masuk ke dalam villa, karena lelah dalam perjalanan aku langsung menuju kamar tidur yang biasa kutempati saat aku diajak ke villa Tante Winda .

Begitu aku masuk ke dalam kamar dan hendak tidur-tiduran, aku terkejut ketika ke 3 tante itu masuk ke dalam kamarku dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelain benang pun yang menempel di tubuhnya. Kemudian mereka naik ke atas tempat tidurku dan mendorongku untuk tiduran, lalu mereka berhasil melucuti pakaianku hingga bugil.

Batang kemaluanku diserang oleh Tante Meri dan Tante Winda , sedangkan Tante Lisa kusuruh dia mengangkang di atas wajahku, lalu mulai menjilati dan menciumi liang kewanitaan Tante Lisa. Dengan ganasnya mereka berdua secara bergantian menjilati, menyedot dan mengocok batang kemaluanku, hingga aku kewalahan dan merasakan nikmat yang luar biasa.

Kemudian kulihat Tante Meri sedang mengatur posisi mengangkang di selangkanganku dan mengarahkan batang kemaluanku ke liang kewanitaannya, ?Blesss.. bleeesss..? batang kemaluanku masuk ke dalam liang kewanitaan Tante Meri, lalu Tante Meri menaik turunkan pinggulnya dan aku merasakan liang kewanitaan yang hangat dan sudah basah itu.

Aku terus menjilat-jilat dan sesekali memasukkan jariku ke dalam liang kewanitaan Tante Lisa, sedangakan Tante Winda meremas-remas payudara Tante Meri. Beberapa jam kemudian, Tante Meri sudah orgasme dan Tante Meri terkulai lemas dan langsung menjatuhkan tubuhnya di sebelahku sambil mencium pipiku.

Kini giliran Tante Winda yang naik di selangkanganku dan mulai memasukan batang kemaluanku yang masih tegak berdiri ke liang senggamanya, ?Bleesss.. bleesss..? batang kemaluanku pun masuk ke dalam liang kewanitaan Tante Winda . Sama seperti Tante Meri, pinggul Tante Winda dinaik-turunkan dan diputar-putar.

Setengah jam kemudian, Tante Winda sudah mencapai puncak orgasme juga dan dia terkulai lemas juga, langsung kucabut batang kemaluanku dari liang kewanitaan Tante Winda , lalu kusuruh Tante Lisa untuk berdiri sebentar, dan aku mengajaknya untuk duduk di atas meja rias yang ada di kamar itu, lalu kubuka lebar-lebar kedua pahanya dan kuarahkan batang kemaluanku ke liang kewanitaannya, ?Blesss.. .bleeess..? batang kemaluanku masuk ke dalam liang kewanitaan Tante Lisa.

Kukocok-kocok maju mundur batang kemaluanku di dalam liang kewanitaan Tante Lisa, dan terdengar desahan hebat, ?Akhhh.. akhhh.. akhhh.. terus sayang.. enak..? Aku terus mengocok senjataku, selang beberapa menit aku mengubah posisi, kusuruh dia membungkuk dengan gaya doggy style lalu kumasukan batang kemaluanku dari arah belakang.

"Akhhh.. akhhh..? terdengar lagi desahan Tante Lisa. Aku tidak peduli dengan desahan-desahannya, aku terus mengocok-ngocok batang kemaluanku di liang kewanitaannya sambil tanganku meremas-remas kedua buah dada yang besar putih yang bergoyang-goyang menggantung itu.

Aku merasakan liang kewanitaan Tante Lisa basah dan ternyata Tante Lisa sudah keluar. Aku merubah posisi, kini Tante Lisa kusuruh tiduran di lantai, di atas karpet dan kubuka lebar-lebar pahanya dan kuangkat kedua kakinya lalu kumasukkan batang kemaluanku ke dalam liang kewanitaannya,

"Blesss.. blessss.. blessss..? batang kemaluanku masuk dan mulai bekerja kembali mengocok-ngocok di dalam liang kewanitaannya. Selang beberapa menit, aku sudah tidak tahan lagi, lalu kutanya ke Tante Lisa, ?Tante, aku mau keluar nich.. di dalam apa di luar?? tanyaku. ?Di dalam aja Sayang..? pintanya.

Kemudian, ?Crottt.. crooottt.. croottt..? air maniku muncrat di dalam liang kewanitaan Tante Lisa, kemudian aku jatuh terkulai lemas menindih tubuh Tante Lisa sedangkan kejantananku masih manancap dengan perkasanya di dalam liang kewanitaannya. Kami berempat termasuk aku yang seorang gigolo pun tidur di kamarku.

Keesokan harinya kami berempat melakukan hal yang sama di depan TV dekat perapian, di kamar mandi, maupun di dapur dan aku mampu memuaskan mereka sebagai seorang gigolo. AgenBandarCeme

Monday, July 8, 2019

Tubuh Mulus Pramugari

 https://bit.ly/2LF7Rm1

Tubuh Mulus Pramugari

Aku adalah mahasiswi disebuah universitas swasta di kota “S”, nama initialku Rus, dan aku pernah mengirimkan cerita “Rahasiaku” kepada situs ini.

Awal mula aku mengalami Making Love dengan seorang wanita yang mengubah orientasi seksualku menjadi seorang biseksual, aku mengalami percintaan sesama jenis ketika usiaku 20 tahun dengan seorang wanita berusia 45 tahun, entah mengapa semuanya terjadi begitu saja terjadi mungkin ada dorongan libidoku yang ikut menunjang semua itu dan semua ini telah kuceritakan dalam “Rahasiaku.”

Wanita itu adalah Ibu Kos-ku, ia bernama Tante Maria, suaminya seorang pedagang yang sering keluar kota. Dan akibat dari pengalaman bercinta dengannya aku mendapat pelayanan istimewa dari Ibu Kos-ku, tetapi aku tak ingin menjadi lesbian sejati, sehingga aku sering menolak bila diajak bercinta dengannya, walaupun Tante Maria sering merayuku tetapi aku dapat menolaknya dengan cara yang halus, dengan alasan ada laporan yang harus kukumpulkan besok, atau ada test esok hari sehingga aku harus konsentrasi belajar, semula aku ada niat untuk pindah kos tetapi Tante Maria memohon agar aku tidak pindah kos dengan syarat aku tidak diganggu lagi olehnya, dan ia pun setuju. Sehingga walaupun aku pernah bercinta dengannya seperti seorang suami istri tetapi aku tak ingin jatuh cinta kepadanya, kadang aku kasihan kepadanya bila ia sangat memerlukanku tetapi aku harus seolah tidak memperdulikannya. Kadang aku heran juga dengan sikapnya ketika suaminya pulang kerumah mereka seakan tidak akur, sehingga mereka berada pada kamar yang terpisah.

Hingga suatu hari ketika aku pulang malam hari setelah menonton bioskop dengan teman priaku, waktu itu jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam, karena aku mempunyai kunci sendiri maka aku membuka pintu depan, suasana amat sepi lampu depan sudah padam, kulihat lampu menyala dari balik pintu kamar kos pramugari itu,
“Hmm.. ia sudah datang,” gumamku, aku langsung menuju kamarku yang letaknya bersebelahan dengan kamar pramugari itu. aku bersihkan wajahku dan berganti pakaian dengan baju piyamaku, lalu aku menuju ke pembaringan, tiba-tiba terdengar rintihan-rintihan yang aneh dari kamar sebelah. Aku jadi penasaran karena suara itu sempat membuatku takut, kucoba memberanikan diri untuk mengintip kamar sebelah karena kebetulan ada celah udara antara kamarku dengan kamar pramugari itu, walaupun ditutup triplek aku mencoba untuk melobanginya, kuambil meja agar aku dapat menjangkau lubang udara yang tertutup triplek itu.

Lalu pelan pelan kutusukan gunting tajam agar triplek itu berlobang, betapa terkejutnya aku ketika kulihat pemandangan di kamar sebelahku. Aku melihat Tante Maria menindih seorang wanita yang kelihatan lebih tinggi, berkulit putih, dan berambut panjang, mereka berdua dalam keadaan bugil, lampu kamarnya tidak dipadamkan sehingga aku dapat melihat jelas Tante Maria sedang berciuman bibir dengan wanita itu yang mungkin pramugari itu. Ketika Tante Maria menciumi lehernya, aku dapat melihat wajah pramugari itu, dan ia sangat cantik wajahnya bersih dan mempunyai ciri khas seorang keturunan ningrat. Ternyata pramugari itu juga terkena rayuan Tante Maria, ia memang sangat mahir membuat wanita takluk kepadanya, dengan sangat hati-hati Tante Maria menjilati leher dan turun terus ke bawah. Bibir pramugari itu menganga dan mengeluarkan desahan-desahan birahi yang khas, wajahnya memerah dan matanya tertutup sayu menikmati kebuasan Tante Maria menikmati tubuhnya itu. Tangan Tante Maria mulai memilin puting payudara pramugari itu, sementara bibirnya menggigit kecil puting payudara sebelahnya. Jantungku berdetak sangat kencang sekali menikmati adegan itu, belum pernah aku melihat adegan lesbianisme secara langsung, walaupun aku pernah merasakannya. Dan ini membuat libidiku naik tinggi sekali, aku tak tahan berdiri lama, kakiku gemetaran, lalu aku turun dari meja tempat aku berpijak, walau aku masih ingin menyaksikan adegan mereka berdua.

Dadaku masih bergemuru. Entah mengapa aku juga ingin mengalami seperti yang mereka lakukan. Kupegangi liang vaginaku, dan kuraba klitorisku, seiring erangan-erangan dari kamar sebelah aku bermasturbasi sendiri. Tangan kananku menjentik-jentikan klitorisku dan tangan kiriku memilin-milin payudaraku sendiri, kubayangkan Tante Maria mencumbuiku dan aku membayangkan juga wajah cantik pramugari itu menciumiku, dan tak terasa cairan membasahi tanganku, walaupun aku belum orgasme tapi tiba-tiba semua gelap dan ketika kubuka mataku, matahari pagi sudah bersinar sangat terang.

Aku mandi membersihkan diriku, karena tadi malam aku tidak sempat membersihkan diriku. Aku keluar kamar dan kulihat mereka berdua sedang bercanda di sofa. Ketika aku datang mereka berdua diam seolah kaget dengan kehadiranku. Tante Maria memperkenalkan pramugari itu kepadaku,
“Rus, kenalkan ini pramugari kamar sebelahmu.”
Kusorongkan tangan kepadanya untuk berjabat tangan dan ia membalasnya,
“Hai, cantik namaku Vera, namamu aku sudah tahu dari Ibu Kos, semoga kita dapat menjadi teman yang baik.”
Kulihat sinar matanya sangat agresif kepadaku, wajahnya memang sangat cantik, membuatku terpesona sekaligus iri kepadanya, ia memang sempurna. Aku menjawab dengan antusias juga,
“Hai, Kak, kamu juga cantik sekali, baru pulang tadi malam.”
Dan ia mengangguk kepala saja, aku tak tahu apa lagi yang diceritakan Tante Maria kepadanya tentang diriku, tapi aku tak peduli kami beranjak ke meja makan. Di meja makan sudah tersedia semua masakan yang dihidangkan oleh Tante Maria, kami bertiga makan bersama. Kurasakan ia sering melirikku walaupun aku juga sesekali meliriknya, entah mengapa dadaku bergetar ketika tatapanku beradu dengan tatapannya. KlikDisini

 https://nyatapoker.org/referral

Tiba-tiba Tante Maria memecahkan kesunyian,
“Hari ini Tante harus menjenguk saudara Tante yang sakit, dan bila ada telpon untuk Tante atau dari suami Tante, tolong katakan Tante ke rumah Tante Diana.”
Kami berdua mengangguk tanda mengerti, dan selang beberapa menit kemudian Tante Maria pergi menuju rumah saudaranya. Dan tinggallah aku dan Vera sang pramugari itu, untuk memulai pembicaraan aku mengajukan pertanyaan kepadanya,
“Kak Vera, rupanya sudah kos lama disini.”
Dan Vera pun menjawab, “Yah, belum terlalu lama, baru setahun, tapi aku sering bepergian, asalku sendiri dari kota “Y”, aku kos disini hanya untuk beristirahat bila perusahaan mengharuskan aku untuk menunggu shift disini.”
Aku mengamati gaya bicaranya yang lemah lembut menunjukan ciri khas daerahnya, tubuhnya tinggi semampai. Dari percakapan kami, kutahu ia baru berumur 26 tahun. Tiba-tiba ia menanyakan hubunganku dengan Tante Maria. Aku sempat kaget tetapi kucoba menenangkan diriku bahwa Tante Maria sangat baik kepadaku. Tetapi rasa kagetku tidak berhenti disitu saja, karena Vera mengakui hubungannya dengan Tante Maria sudah merupakan hubungan percintaan.

Aku pura-pura kaget,
“Bagaimana mungkin kakak bercinta dengannya, apakah kakak seorang lesbian,” kataku.
Vera menjawab, “Entahlah, aku tak pernah berhasil dengan beberapa pria, aku sering dikhianati pria, untung aku berusaha kuat, dan ketika kos disini aku dapat merasakan kenyamanan dengan Tante Maria, walaupun Tante Maria bukan yang pertama bagiku, karena aku pertama kali bercinta dengan wanita yaitu dengan seniorku.”
Kini aku baru mengerti rahasianya, tetapi mengapa ia mau membocorkan rahasianya kepadaku aku masih belum mengerti, sehingga aku mencoba bertanya kepadanya,
“Mengapa kakak membocorkan rahasia kakak kepadaku.”
Dan Vera menjawab, “Karena aku mempercayaimu, aku ingin kau lebih dari seorang sahabat.”
Aku sedikit kaget walaupun aku tahu isyarat itu, aku tahu ia ingin tidur denganku, tetapi dengan Vera sangat berbeda karena aku juga ingin tidur dengannya. Aku tertunduk dan berpikir untuk menjawabnya, tetapi tiba-tiba tangan kanannya sudah menyentuh daguku.

Ia tersenyum sangat manis sekali, aku membalas senyumannya. Lalu bibirnya mendekat ke bibirku dan aku menunggu saat bibirnya menyentuhku, begitu bibirnya menyentuh bibirku aku rasakan hangat dan basah, aku membalasnya. Lidahnya menyapu bibirku yang sedkit kering, sementara bibirku juga merasakan hangatnya bibirnya. Lidahnya memasuki rongga mulutku dan kami seperti saling memakan satu sama lain. Sementara aku fokus kepada pagutan bibirku, kurasakan tangannya membuka paksa baju kaosku, bahkan ia merobek baju kaosku. Walau terkejut tapi kubiarkan ia melakukan semuanya, dan aku membalasnya kubuka baju dasternya. Ciuman bibir kami tertahan sebentar karena dasternya yang kubuka harus dibuka melewati wajahnya.

Kulihat Bra hitamnya menopang payudaranya yang lumayan besar, hampir seukuran denganku tetapi payudaranya lebih besar. Ketika ia mendongakkan kepalanya tanpa menunggu, aku cium leher jenjangnya yang sexy, sementara tanggannya melepas bra-ku seraya meremas-remas payudaraku. Aku sangat bernafsu saat itu aku ingin juga merasakan kedua puting payudaranya. Kulucuti Bra hitamnya dan tersembul putingnya merah muda tampak menegang, dengan cepat kukulum putingnya yang segar itu. Kudengar ia melenguh kencang seperti seekor sapi, tapi lenguhan itu sangat indah kudengar. Kunikmati lekuk-lekuk tubuhnya, baru kurasakan saat ini seperti seorang pria, dan aku mulai tak dapat menahan diriku lalu kurebahkan Vera di sofa itu. Kujilati semua bagian tubuhnya, kulepas celana dalamnya dan lidahku mulai memainkan perannya seperti yang diajarkan Tante Maria kepadaku. Entah karena nafsuku yang menggebu sehingga aku tidak jijik untuk menjilati semua bagian analnya. Sementara tubuh Vera menegang dan Vera menjambak rambutku, ia seperti menahan kekuatan dasyat yang melingkupinya.

Ketika sedang asyik kurasakan tubuh Vera, tiba-tiba pintu depan berderit terbuka. Spontan kami berdua mengalihkan pandangan ke kamar tamu, dan Tante Maria sudah berdiri di depan pintu. Aku agak kaget tetapi matanya terbelalak melihat kami berdua berbugil. Dijatuhkannya barang bawaannya dan tanpa basa-basi ia membuka semua baju yang dikenakannya, lalu menghampiri Vera yang terbaring disofa. Diciuminya bibirnya, lalu dijilatinya leher Vera secara membabi buta, dan tanggannya yang satu mencoba meraihku. Aku tahu maksud Tante Maria, kudekatkan wajahku kepadanya, tiba-tiba wajahnya beralih ke wajahku dan bibirnya menciumi bibirku. aku membalasnya, dan Vera mencoba berdiri kurasakan payudaraku dikulum oleh lidah Vera. Aku benar-benar merasakan sensasi yang luar biasa kami bercinta bertiga. Untung waktu itu hujan mulai datang sehingga lingkungan mulai berubah menjadi dingin, dan keadaan mulai temaram. Vera kini melampiaskan nafsunya menjarah dan menikmati tubuhku, sementara aku berciuman dengan Tante Maria. Vera menghisap klitorisku, aku tak tahu perasaan apa pada saat itu. Setelah mulut Tante Maria meluncur ke leherku aku berteriak keras seakan tak peduli ada yang mendengar suaraku. Aku sangat tergetar secara jiwa dan raga oleh kenikmatan sensasi saat itu.

Kini giliranku yang dibaringkan di sofa, dan Vera masih meng-oral klitorisku, sementara Tante Maria memutar-mutarkan lidahnya di payudaraku. Akupun menjilati payudara Tante Maria yang sedikit kusut di makan usia, kurasakan lidah-lidah mereka mulai menuruni tubuhku. Lidah Vera menjelejah pahaku dan lidah Tante Maria mulai menjelajah bagian sensitifku. Pahaku dibuka lebar oleh Vera, sementara Tante Maria mengulangi apa yang telah dilakukan Vera tadi, dan kini Vera berdiri dan kulihat ia menikmati tubuh Tante Maria. Dijilatinya punggung Tante Maria yang menindihku dengan posisi 69, dan Vera menelusuri tubuh Tante Maria. Tetapi kemudian ia menatapku dan dalam keadaan setengah terbuai oleh kenikmatan lidah Tante Maria. Vera menciumi bibirku dan aku membalasnya juga, hingga tak terasa kami berjatuhan dilantai yang dingin. Aku sangat lelah sekali dikeroyok oleh mereka berdua, sehingga aku mulai pasif. Tetapi mereka masih sangat agresif sekali, seperti tidak kehabisan akal Vera mengangkatku dan mendudukan tubuhku di kedua pahanya, aku hanya pasrah. Sementara dari belakang Tante Maria menciumi leherku yang berkeringat, dan Vera dalam posisi berhadapan denganku, ia menikmatiku, menjilati leherku, dan mengulum payudaraku. Sementara tangan mereka berdua menggerayangi seluruh tubuhku, sedangkan tanganku kulingkarkan kebelakang untuk menjangkau rambut Tante Maria yang menciumi tengkuk dan seluruh punggungku.

Entah berapa banyak rintihan dan erangan yang keluar dari mulutku, tetapi seakan mereka makin buas melahap diriku. Akhirnya aku menyerah kalah aku tak kuat lagi menahan segalanya aku jatuh tertidur, tetapi sebelum aku jatuh tertidur kudengar lirih mereka masih saling menghamburkan gairahnya. Saat aku terbangun adalah ketika kudengar dentang bel jam berbunyi dua kali, ternyata sudah jam dua malam hari. Masih kurasakan dinginnya lantai dan hangatnya kedua tubuh wanita yang tertidur disampingku. Aku mencoba untuk duduk, kulihat sekelilingku sangat gelap karena tidak ada yang menyalakan lampu, dan kucoba berdiri untuk menyalakan semua lampu. Kulihat baju berserakan dimana-mana, dan tubuh telanjang dua wanita masih terbuai lemas dan tak berdaya. Kuambilkan selimut untuk mereka berdua dan aku sendiri melanjutkan tidurku di lantai bersama mereka. Kulihat wajah cantik Vera, dan wajah anggun Tante Maria, dan aku peluk mereka berdua hingga sinar matahari datang menyelinap di kamar itu.

Pagi datang dan aku harus kembali pergi kuliah, tetapi ketika mandi seseorang mengetuk pintu kamar mandi dan ketika kubuka ternyata Vera dan Tante Maria. Mereka masuk dan di dalam kamar mandi kami melakukan lagi pesta seks ala lesbi. Kini Vera yang dijadikan pusat eksplotasi, seperti biasanya Tante Maria menggarap dari belakang dan aku menggarap Vera dari depan. Semua dilakukan dalam posisi berdiri. Tubuh Vera yang tinggi semampai membuat aku tak lama-lama untuk berciuman dengannya aku lebih memfokuskan untuk melahap buah dadanya yang besar itu. Sementara tangan Tante Maria membelai-belai daerah sensitif Vera. Dan tanganku menikmati lekuk tubuh Vera yang memang sangat aduhai. Percintaan kami dikamar mandi dilanjutkan di ranjang suami Tante Maria yang memang berukuran besar, sehingga kami bertiga bebas untuk berguling, dan melakukan semua kepuasan yang ingin kami rengkuh. Hingga pada hari itu aku benar-benar membolos masuk kuliah.

Hari-hari berlalu dan kami bertiga melakukan secara berganti-ganti. Ketika Vera belum bertugas aku lebih banyak bercinta dengan Vera, tetapi setelah seminggu Vera kembali bertugas ada ketakutan kehilangan akan dia. Mungkin aku sudah jatuh cinta dengan Vera, dan ia pun merasa begitu. Malam sebelum Vera bertugas aku dan Vera menyewa kamar hotel berbintang dan kami melampiaskan perasaan kami dan benar-benar tanpa nafsu. Aku dan Vera telah menjadi kekasih sesama jenis. Malam itu seperti malam pertama bagiku dan bagi Vera, tanpa ada gangguan dari Tante Maria. Kami bercinta seperti perkelahian macan yang lapar akan kasih sayang, dan setelah malam itu Vera bertugas di perusahaan maskapai penerbangannya ke bangkok.

Entah mengapa kepergiannya ke bandara sempat membuatku menitikan air mata, dan mungkin aku telah menjadi lesbian. Karena Vera membuat hatiku dipenuhi kerinduan akan dirinya, dan aku masih menunggu Vera di kos Tante Maria. Walaupun aku selalu menolak untuk bercinta dengan Tante Maria, tetapi saat pembayaran kos, Tante Maria tak ingin dibayar dengan uang tetapi dengan kehangatan tubuhku di ranjang. Sehingga setiap satu bulan sekali aku melayaninya dengan senang hati walaupun kini aku mulai melirik wanita lainnya, dan untuk pengalamanku selanjutnya kuceritakan dalam kesempatan yang lain. AgenBandarCeme